Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak banyak yang tahu jika Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi pernah membuat pegawai SKK Migas gerah. Saat itu Amien meniadakan insentif di tengah tahun pegawai SKK Migas. Mantan komisioner KPK ini memilih tidak mencicil insentif atau bonus melainkan memberikan penuh di akhir tahun sesuai penialain kinerja pegawai.
"Enak bener dikasih di tengah tahun, kalau di kasih tengah tahun nanti habis. Kalau dikasih penuh di akhir tahun cenderung ada yang bisa ditabung," ungkap dia, usai berbincang dengan Kontan.co.id, Kamis (15/11) di ruang kerjanya di Wisma Mulia lantai 39.
Besaran bonus yang diterima oleh pegawai SKK Migas antara satu sampai empat kali gaji. Amien bercerita juga soal ketakutan pegawai SKK Migas jika dipangil Bareskrim. Satu contoh soal kasus TPPI. Kasus itu cukup menyita waktu dan pikiran pegawai SKK Migas. Alhasil mereka takut untuk membuat keputusan. "Saya bilang, kalian bekerja. Saya yang bertanggung jawab," kata dia.
Amien bilang soal komitmen dia bertanggung jawab pun diumumkan di town hall. Cara itu dilakukan suapaya seluruh pegawai SKK Migas tahu dan menjadi sanksi bahwa Kepala SKK Migas akan bertanggung jawab jika ada masalah hukum. "Kalau masalah dengan KPK sih gak ada, ada aja sih yang laporin, tapi sama KPK dicuekin," ujarnya.
Selain soal internal, Amien bercerita soal proyek-proyek migas di hulu. Salah satu yang menarik perhatian Amien adalah soal lahan onshore Lapangan Abadi, Blok Masela, Laut Arafuru, Maluku. Sejak diubah dari FLNG menjadi onshore tidak sedikit yang bergerilya untuk menguasai lahan di mana fasiitas produksi Lapangan Abadi akan dibangun.
"SKK Migas sudah koordinasi sama Kementerian ESDM, Kementerian Agrarian dan Tata Ruang, Gubernur, Bupati. Sudah kita jagain tuh lahan Masela. Eh belakangan saya baru tahu, ada lahan luas katanya mau ditanam pohon tebu dekat lahan untuk fasilitas produksi. Saya baru tahu itu lahan Setya Novanto, tapi itu lahan bukan punya dia, dia dapat rekomendasi sebelumnya," ungkap dia.
Amien juga menjelaskan, sejauh ini proyek Masela sudah ada kemajuan karena pekan depan perusahaan sudah bisa mengajukan plan of development (POD) revisi. Inpex meminta perpanjangan tujuh tahun plus 20 tahun. "Secara verbal sudah kami kasih perpanjangan 20 tahun, tapi submit dulu PODnya," terang Amien.
Amien juga bercerita soal proyek IDD Chevron yang sejauh ini tidak juga disumbit. "Ya biarin saja, kalau Chevron gak kasih revisi POD kan dia yang rugi, kontraknya kan habis 2027 dan 2028," kata dia. Amien juga sejalan dengan pemerintah soal diterminasinya Blok Rokan dari Chevron.
Dia mengatakan, dirinya juga bingung dengan Chevron, kenapa tidak mau melakukan eksplorasi besar-besaran. "Saya tanya kamu mau invest berapa eksplorasi? dia bilang US$ 6 juta. Saya kaget kok cuma segitu," terangnya.
Tapi belakangan Amien baru tahu bahwa ternyata investasi di Amerika Serikat bisa lebih menguntungkan dibandingkan di Indonesia. Sebab di sana ekonomi sedang menggeliat. "Mereka melihat IRR, kalau di sini IRR hanya 9% dan di sana IRR 13% pasti mereka kesana, makanya dia jual geothermal di Philipina dan Indonesia," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News