Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini nampaknya akan menjadi tahun yang menantang bagi pelaku industri es krim, tak terkecuali PT Campina Ice Cream Industry Tbk. Menimbang kondisi pasar yang lesu akibat pandemi corona (covid-19), emiten berkode saham CAMP ini tidak ingin muluk-muluk dalam mengejar target penjualan.
“Masih kita usahakan untuk setidaknya sama dengan tahun 2019, kami akan berusaha sekeras mungkin,” kata Direktur CAMP, Adji Anjono kepada Kontan.co.id pada Kamis (15/5).
Baca Juga: Pendapatan tembus Rp 1 triliun, kinerja Campina Ice Cream (CAMP) di 2019 ciamik
Sedikit informasi, sebelumnya penjualan bersih CAMP tercatat sebesar Rp 1,02 triliun di tahun 2019 atau tumbuh sekitar 7,05% dari penjualan bersih tahun 2018 yang mencapai Rp 961,13 juta. Sementara itu, laba bersih CAMP tercatat tumbuh double digit sebesar 23,90% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari semula sebesar Rp 61,94 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 76,75 miliar pada tahun 2019 lalu.
Menurut Adji, pasar es krim merupakan salah satu sektor industri makanan yang permintaan pasarnya turut terdampak oleh pandemi corona. Hal ini dikarenakan oleh profil konsumen es krim yang sebagian besar didominasi oleh pembeli anak-anak. Selain itu, pembelian es krim umumnya dilakukan secara implulsif alias tidak direncanakan dan dilakukan di luar rumah atau outdoor.
Oleh karenanya, aktivitas di luar rumah yang menurun drastis di tengah pandemi pada gilirannya turut mempengaruhi tingkat permintaan es krim. Hal ini juga turut dirasakan oleh CAMP. Menurut catatan Adji, penjualan es krim di bulan Maret 2020 mengalami penurunan sekitar 10% bila dibandingkan periode sama tahun lalu.
Sementara itu, meski lebih baik dibanding bulan Maret, penjualan di April juga masih terbilang lebih rendah apabila dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Kendati demikian, kondisi ini tidak lantas membuat CAMP berpangku tangan. Produsen yang dikenal dengan produk es krim Campina ini sudah menyusun beberapa siasat guna menjaga kinerja penjualan.
Baca Juga: Lawan isu boikot, WWF dorong peritel berkomitmen sawit berkelanjutan
Salah satu strategi yang akan dilakukan di antaranya yakni dengan meluncurkan sekitar 3 produk baru di segmen reguler dengan menyasar anak-anak dan remaja sebagai target pasar utama. Rencananya, peluncuran produk akan dilakukan di paruh kedua tahun ini. Adapun promosinya akan dilakukan secara digital dengan memanfaatkan media sosial ataupun kanal-kanal digital lainnya untuk menghemat biaya.
“Produk baru merupakan bagian dari create exicetement kepada konsumen dan merupakan salah satu strategi penting untuk membuat konsumen kita tetap menengok freezer kita,” kata Adji kepada Kontan.co.id (15/5).
Selain meluncurkan produk baru, menerapkan penjualan dengan sistem pengantaran ke rumah alias home delivery dengan bekerja sama dengan pihak ketiga seperti pelaku jasa logistik. Tidak hanya itu, CAMP juga akan terus menggenjot penjualan online melalui kanal-kanal marketplace yang tersedia. Asal tahu saja, saat ini CAMP sudah memiliki toko resmi di sejumlah marketplace seperti Tokopedia dan lain-lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News