Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina telah mengalokasikan dana hingga US$ 30 miliar dalam sepuluh tahun terakhir untuk investasi di sektor hulu migas.
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina, Chalid Said Salim, menegaskan bahwa investasi ini mencerminkan seberapa besar kegiatan hulu migas Pertamina selama periode 2014-2023.
"Total yang sudah dikeluarkan mencapai US$ 30 miliar. Total sumur yang sudah dibor, baik untuk eksplorasi maupun eksploitasi, mencapai 3.329 sumur," ujar Chalid dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (28/5).
Berdasarkan paparan Pertamina, tren investasi hulu migas terus meningkat dalam lima tahun terakhir, dari US$ 2,35 miliar pada 2019, menjadi US$ 2,41 miliar pada 2020, meningkat lagi menjadi US$ 2,58 miliar pada 2021.
Baca Juga: Subsidi Energi Dipangkas 2025, Apakah Pertalite Akan Hilang Dari SPBU?
Tren ini terus berlanjut dengan US$ 3,22 miliar pada 2022 dan mencapai US$ 3,95 miliar pada 2023.
Puncak investasi terjadi pada 2014 dengan nilai mencapai US$ 4,37 miliar.
Chalid juga menambahkan bahwa tingkat reserve to production (RTP) atau tingkat cadangan migas Pertamina kini berada di angka 7,4 tahun.
Sementara itu, tingkat Reserve Replacement Ratio per 2023 berada pada level 147%.
"Ini sejumlah produksi yang kita ambil dan digantikan, trennya sangat baik. Jadi apa yang kita ambil digantinya jauh lebih banyak," jelas Chalid.
Pertamina mencatatkan kegiatan pemboran sumur yang sangat masif dalam lima tahun terakhir, dengan 799 sumur pemboran pada 2023, meningkat drastis dibandingkan 350 sumur pada 2021 dan 689 sumur pada 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News