Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM/Antam) memperkuat segmentasi nikel dengan melakukan spin off untuk sebagian segmen usaha nikel di Halmahera Timur, Maluku Utara, melalui pemisahan IUP kepada anak usaha, PT Sumberdaya Arindo (SDA) dan PT Nusa Karya Arindo (NKA).
“SDA dan NKA merupakan anak perusahaan terkendali yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung 100% oleh Antam dengan segmen usaha di bidang pertambangan,” kata Dolok Robert Silaban, Direktur Pengembangan Usaha Antam dalam keterangan resminya, Senin (15/8).
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 2.000 Hari Ini 15 Agustus, Simak Daftarnya!
Menurut Dolok, aktivitas spin-off tersebut sejalan dengan upaya Antam dalam menyiapkan pengembangan usaha yang lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel Perusahaan, terutama kesiapan untuk menerima calon-calon investor strategis.
Ia menyebut, nantinya sejak tanggal efektif dilakukan spin-off sebagian segmen usaha nikel, NKA dan SDA akan melanjutkan aktivitas pertambangan nikel di Maluku Utara.
Tak hanya itu, sejalan dengan upaya Antam dalam pengembangan dan pengelolaan aset yang lebih optimal guna meningkatkan performa segmen nikel, diharapkan dapat mampu mengembangkan bisnisnya secara agile, fokus dan kompetitif guna mendukung pengembangan bisnis nikel Antam termasuk di dalamnya inisiasi pengembangan ekosistem industri EV Battery.
“Antam, terlebih sebagai perusahaan yang mempunyai saham dwi-warna, juga memastikan proses tersebut berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” lanjutnya.
Antam optimistis dengan adanya rencana pengembangan EV Battery akan memaksimalkan pemanfaatan bijih limonite yang belum termanfaatkan secara optimal saat ini. Bijih limonite ini akan diolah di pabrik HPAL.
“Bijih limonite yang diolah melalui sistem High Pressure Acid Leaching (HPAL) menghasilkan produk berbasis nikel hidroksida, yang biasanya digunakan untuk material termasuk elemen baterai yang berbasis mineral nikel, salah satunya EV Battery,” paparnya.
Ia menambahkan, hilirisasi nikel menjadi sangat penting karena nikel merupakan salah satu komoditas utama Antam dengan cadangan dan sumberdaya yang sangat besar dan berkualitas tinggi.
Pada 2021, tercatat Antam memiliki cadangan bijih nikel sebesar 381,91 juta wet metric ton (wmt) dan sumber daya sebesar 1.408,72 juta wmt, yang menjadikan Antam sebagai salah satu perusahaan pengelola komoditas nikel yang besar di Indonesia.
Melihat begitu baiknya potensi komoditas nikel, dan sejalan dengan komitmen Antam dalam melakukan hilirisasi, Perusahaan secara selektif melakukan berbagai penjajakan kerja sama dengan calon mitra strategis guna memaksimalkan nilai tambah komoditas nikel melalui berbagai proyek hilirisasi.
Baca Juga: Praktik Tambang Ilegal di Wilayah Operasi Marak, MIND ID Dukung Kehadiran Satgas PETI
“Tak hanya itu, guna mendukung komitmen Pemerintah dalam mewujudkan green energy, Antam berpartisipasi dalam proyek pengembangan rantai baterai, terutama EV Battery, dengan menjadi bagian dari Holding IBC maupun secara mandiri melalui berbagai penjajakan kerjasama dengan mitra strategis,” lanjutnya.
Rencana spin-off sebagian segmen usaha nikel yang akan dilakukan Perusahaan juga merupakan langkah awal untuk mendukung project EV Battery. Ke depannya diharapkan setelah spin-off sebagian segmen usaha nikel dilakukan akan membantu akselerasi pengembangan usaha Perusahaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News