Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) tengah mengerjakan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap, Jawa Tengah dengan menggandeng Saudi Aramco.
Hingga saat ini pembangunan belum juga berjalan, padahal apabila menilik pemberitaan Kontan.co.id sebelumnya, proyek ini sudah digagas sejak 2015 dengan ditandai penandatanganan Heads of Agreement (HOA) antara Pertamina dengan Saudi Aramco pada November 2015.
Mengenai hal ini, Direktur Megaproyek, Pengolahan, dan Petrokimia PT Pertamina, Ignatius Tallulembang menyebut valuasi aset kilang ini akan selesai pada akhir Maret 2019 mendatang
Pembangunan kilang ini terkendala oleh beberapa hal, salah satunya valuasi aset atawa perhitungan aset yang belum juga rampung.
Perhitungan nilai aset dilakukan karena keduanya membuat perusahaan patungan dalam membangun kilang di Cilacap ini, dan dibantu oleh kantor jasa penilai publik lantaran ada perbedaan perhitungan nilai valuasi antara keduanya.
Setelah adanya hasil perhitungan tersebut, ke depannya diharapkan bisa diterima oleh Saudi Aramco. “Kalau sudah ada hasilnya ya kita sampaikan ke partner,” ungkapnya, Senin (4/3).
Sementara itu, apabila hasilnya tak diterima oleh pihak Saudi Aramco, Pertamina akan menunggu sampai rampungnya waktu kerja sama hingga Juni 2019 mendatang. “Juni itu amendemen perpanjangan waktu yang diberikan,” imbuhnya.
Selanjutnya, sambungnya, Pertamina juga memiliki pilihan untuk mengerjakan proyek ini sendiri ataupun menggandeng perusahaan lain apabila belum juga menemukan kesepakatan.
Dalam catatan Kontan.co.id, proyek RDMP Cilacap ini diperkirakan akan menelan investasi mencapai US$ 5,5 miliar. Rencananya kapasitas proyek RDMP Cilacap ini akan bertambah menjadi 400.000 barel per hari dengan hasil produk yang memenuhi spesifikasi Euro V, petrokimia dasar (basic petrochemical), dan Group II Base Oil untuk pelumas.
Sebagai informasi, Saudi Ramco baru-baru ini meneken kesepakatan awal investasi untuk pembangunan dua komplek penyulingan minyak dan petrokimia di China.
Kembali melihat data Kontan sebelumnya, kesepakatan itu juga berisi perjanjian untuk membangun sebuah blok bangunan petrokimia. Fasilitas ini akan menghasilkan 1 juta ton etilena per tahun. Nilai investasi ini mencapai lebih dari US$ 10 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News