kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ini Kata Apkasindo Perihal Kehadiran Bursa CPO


Selasa, 17 Oktober 2023 / 06:50 WIB
Ini Kata Apkasindo Perihal Kehadiran Bursa CPO
ILUSTRASI. Pekerja memuat Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke atas truketrik ton. ANTARA/Muhammad Izfaldi/foc.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa minyak kelapa sawit atau bursa Crude Palm Oil (CPO) Indonesia telah diresmikan pada Jumat (13/10/2023) lalu. Kehadiran bursa CPO ini dinilai bisa membantu mensejahterakan kehidupan petani-petani sawit di Indonesia.

Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung pada Senin (16/10).

Menurutnya, dampak positif dari bursa CPO ini adalah munculnya kepastian harga CPO yang sebenar-benarnya. Di mana harga CPO ini akan terdampak langsung kepada para petani sawit.

“Jika harga CPO naik maka akan terkoneksi ke harga Tandan Buah Segar (TBS). Harga ini (TBS) kan bersifat harian sehingga untuk petani sawit swadaya yang harga TBS-nya bersifat harian akan sangat merasakan perubahannya,” jelas Gulat saat dihubungi Kontan.co.id.

Baca Juga: Indonesia Menjadi Barometer Harga CPO Dunia

Ia menambahkan, bursa CPO ini bersifat global sehingga diharapkan harga CPO yang terbentuk adalah gambaran harga CPO mendekati harga global, bukan harga domestik.

“Jadi berbeda dengan tender CPO di Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara (KPBN). Dimana sifat harganya domestik dan yang menjual CPO hanya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) serta pembelinya juga terbatas,” ungkapnya.

Sedangkan dampak secara tidak langsungnya adalah munculnya semangat baru dimasa yang akan datang dari para petani sawit karena harga mengikuti harga global sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

Apkasindo ungkap gulat juga mendukung emiten dan perusahaan-perusahaan sawit bergabung dalam bursa CPO ini. Alasannya konsep dari bursa ini adalah akuntabilitas, transparansi, kecepatan, aktualiti dan tidak banyak beban.

“Sudah sangat wajar jika semua korporasi sawit terkhusus yang memproduksi CPO ikut bursa CPO Indonesia, selain sebagai bakti kepada tanah dimana sawit itu ditanam juga merupakan salah satu indikator keberlanjutan sawit itu sendiri,” katanya.

Baca Juga: Ada Bursa CPO, Gapki Berharap Indonesia bisa Jadi Penentu Acuan Harga CPO Dunia

Ia juga menyarankan pemerintah agar dapat memberikan kemudahan pajak (insentif) kepada emiten dan perusahaan yang ikut serta dalam Bursa CPO, sebagai salah satu pilihan untuk meningkatkan ketertarikan .

Gak apalah, semisal negara berkurang pemasukan 3 (akibat insentif tadi) tetapi terjadi pemasukan 200 akibat capaian dari bursa CPO tersebut,” katanya.

Lalu terkait target dari diluncurkannya Bursa CPO ini, petani-petani sawit menginginkan harga TBS yang sebenar-benarnya.

Menurut Gulat, selama ini harga TBS yang terbentuk selalu satu arah yaitu dari harga tender CPO KPBN lalu diterjemahkan para pemilik Pabrik Kelapa Sawit (PKS).

“Karena pemilik PKS ini ada dua tipe, pertama PKS tanpa kebun dan kedua PKS yang memiliki kebun plus Plasma. Tapi, mayoritas PKS di Indonesia adalah PKS Tanpa kebun (74%) dan petani sawit sangat tergantung ke PKS tipe ini,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan, alasan PKS tanpa kebun membeli TBS Petani swadaya dengan harga murah adalah karena CPO yang mereka beli akan dibeli lagi dengan harga murah.

Baca Juga: Bursa CPO Diluncurkan, Bagaimana Skemanya?

“Nah dengan adanya bursa ini semua akan ketahuan siapa yang “maruk” (mau untung besar) karena harga CPO bisa langsung di bursa,” katanya.

Terakhir, Gulat berharap bursa CPO dapat meraih tujuan utama yaitu terbentuknya harga CPO Indonesia.

“Dengan demikian terjadi gairah sawit Indonesia menuju lebih baik. Karena selama ini terlampau jomplang harga CPO domestik dengan CPO Global seperti MDEX dan Rott,” tutupnya.

Sebagai tambahan, berdasarkan catatan Kontan, per-Jumat (13/10), anggota bursa CPO baru berasal dari 18 perusahaan. Ditambah 14 perusahaan yang masih dalam tahap perizinan untuk bisa terlibat dalam perdagangan sebagai penjual ataupun pembeli.

Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Didid Noordiatmoko pun sempat mengatakan, karena keanggotaan yang masih sedikit ini, maka volume transaksi belum akan memadai, sehingga price discovery belum akan kredibel.

Karenanya, ia juga berharap semakin banyak perusahaan yang bergabung sehingga price discovery bisa menjadi kredibel dan bisa menjadi acuan (price reference).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×