kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kata Asaki soal rencana investasi pabrik keramik asing di KIT Batang


Senin, 26 April 2021 / 13:36 WIB
Ini kata Asaki soal rencana investasi pabrik keramik asing di KIT Batang
ILUSTRASI. Pekerja mencatat tekanan gas di mesin pembakaran keramik di pabrik Roman Ceramic Balaraja Banten, Kamis (9/3). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/09/03/2017.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mendukung secara penuh rencana investasi perusahaan keramik asal India di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang (Grand Batang City). Asaki menilai, rencana investasi tersebut dapat memberikan multiple effect yang positif bagi sektor industri keramik tanah air ke depannya. 

Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), Eddy Suyanto menilai, dengan dibangunnya pabrik keramik di KIT Batang tak hanya akan memberikan dampak yang positif terhadap  perekonomian tanah air, tapi lebih jauh dari itu dapat turut meningkatkan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.

"Ketimbang impor yang kencang dari India di beberapa tahun terakhir ini," ungkap Eddy saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (26/4). 

Baca Juga: Pengembangan PLTS dihadapkan berbagai tantangan

Eddy memandang ada sejumlah faktor yang membuat industri keramik di Indonesia memiliki peluang yang sangat besar di masa depan. Di antaranya, pertumbuhan ekonomi nasional yang kian membaik dan  jumlah penduduk serta kebutuhan backlog perumahan yang masih tinggi di Indonesia. 

Ketiga faktor tersebut diyakini Eddy membuat Indonesia dipandang sebagai negara yang strategis untuk dijajaki oleh berbagai investor asing. "Tentu Indonesia menjadi negara yang strategis bagi investor luar khususnya keramik," sambungnya. 

Sedikit informasi, berdasarkan data Asaki hingga saat ini konsumsi keramik perkapita di Indonesia masih sangat rendah yakni hanya mencapai 1,4 m2/org. Sedangkan rata-rata konsumsi keramik per-kapita Dunia sekitar 2,5m2/org, dan di Asean sudah mencapai 3m2/org.

Pada kesempatan sebelumnya, PT PP Tbk (PTPP) melalui entitas asosiasinya, yaitu PT Kawasan Industri Terpadu Batang tengah mengebut progres pembangunan KIT Batang yang berlokasi di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. 

Baca Juga: Kuartal I 2021, penjualan lahan industri masih tertahan

Sekretaris Perusahaan PTPP, Yuyus Juarsa berujar, sudah terdapat 4 tenant dari mancanegara yang akan berinvestasi di KIT Batang. Keempat tenant tersebut sama-sama bergerak di bidang industri kimia, yang terdiri dari industri baterai, kaca, keramik dan pipa.

Hingga pertengahan April lalu, pembangunan pekerjaan lapangan (cut & fill) KIT Batang untuk Klaster 1 Fase 1 seluas 450 hektare, telah mencapai progres sebesar 95,17%. Sedangkan untuk pembangunan Jalan KIT Batang telah mencapai progres sebesar 43,71%.

Sedangkan pembangunan KIT Batang sendiri, terbagi menjadi 3 kluster, yaitu Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare dengan total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare. 

Selanjutnya: Tiga sektor manufaktur ini mencetak kinerja ekspor menawan di kuartal I-2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×