kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Ini kata INDEF soal impor daging kerbau India


Senin, 11 Juli 2016 / 00:02 WIB
Ini kata INDEF soal impor daging kerbau India


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Direktur Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan impor daging kerbau dari India tidak akan berdampak signifikan pada penurunan harga daging sapi di dalam negeri.

Pasalnya, pasar tetap lebih membutuhkan daging segar ketimbang daging beku. Sementara daging kerbau yang diimpor Perum Bulog dalam bentuk daging beku.

Menurut Enny, permintaan daging di Indonesia didominasi oleh masyarakat menengah ke bawah. Di mana mereka ini adalah para pedagang bakso dan pedagang skala Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) seperti warung padang dan warung Tegal.

"Mereka ini tetap akan mencari daging segar demi mempertahankan kualitas dagangan mereka dan untuk mempertahankan pelanggan mereka," ujar Enny kepada KONTAN, Minggu (10/7).

Sementara, permintaan masyarakat skala rumah tangga untuk daging sapi dan kerbau akan menurun pasca perayaan lebaran tahun ini. Sebab masih banyak pilihan protein lain yang dapat menggantikan daging sapi yang harganya lebih terjangkau.

Karena itu, Enny bilang, pemerintah mau tidak mau harus menambah kuota daging segar di pasaran melalui penambahan pasokan sapi lokal dan sapi bakalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×