kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini komoditas unggulan yang difokuskan untuk ekspor tahun 2019


Selasa, 15 Januari 2019 / 10:15 WIB
Ini komoditas unggulan yang difokuskan untuk ekspor tahun 2019


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian pertanian dan jajaran terkait mengadakan rapat koordinasi (rakor) pangan guna membahas peningkatan ekspor. Ada beberapa komoditas yang menjadi fokus ekspor tahun 2019 yakni kopi, rempah dan kedelai.

"Yang kami kejar dulu replanting, penanaman kembali. kemudian yang lahan-lahan potensi kita tanami kopi, rempah-rempah, holtikultura dan tanaman perkebunan," kata Amran di hotel Bidakara, Senin (14/1).

Namun, Amran tak menjelaskan target ekspor per komoditas tersebut, ia hanya mengatakan bahwa tahun 2019, ekspor akan ditingkatkan dari tahun sebelumnya.

Adapun cara yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan lahan rawa untuk menjadi lahan potensial untuk tanaman. Selain itu replanting dan pemberian bibit juga dibantu oleh Kemtan.

"Ada potensi besar yang akan kami garap. Beberapa tahun lalu, rempah-rempah kita berjaya, kenapa sekarang tidak bisa?," " ungkapnya.

Amran menyebut selama dua tahun Kemtan mensubsidi bibit - bibit unggul dengan nilai Rp 5,5 triliun. Ia kemudian mencontohkan bibit kopi yang mana dibagikan ke petani di sungai citarum dan juga pupuknya.

Dengan bibit unggul, maka akan meningkatkan produksi kobi berkali-kali lipat. Selain itu edukasi di bidang pertanian juga dilakukan guna meningkatkan pendapatan.

"Rata-rata Indonesia produksi kopi 0,7  ton. kita ini ada kopi bibit unggul baru yang bisa meningkatkan produksi 3,5 sampai 4 ton. Kita berikan gratis karena kalau bibit salah, penyesalan selama 5 sampai 7 tahun," tegasnya.

Amran menargetkan ekspor ke berbagai negara, di mana dengan luas 1 juta sampai 1,7 juta ha dengan produksi 2,5 - 3 juta ton mampu menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi dunia.

Selain itu sebagai upaya mengurangi impor kedelai, Amran tak bisa memastikan. Ia hanya menyebut bahwa program pemerintah untuk menggenjot produksi pertanian tak bisa dilakukan dalam satu periode kepemimpinan.

"Satu-satu kita perbaiki, kan komoditas pertanian itu banyak, enggak bisa hanya satu periode jabatan ini langsung semua selesai," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×