kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini penjelasan Pertamina soal pembangunan kilang yang disinggung Presiden Jokowi


Minggu, 28 Juni 2020 / 12:15 WIB
Ini penjelasan Pertamina soal pembangunan kilang yang disinggung Presiden Jokowi
ILUSTRASI. Kawasan Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Jawa Barat


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, pembangunan megaproyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) kilang terus dilakukan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menyinggung soal pembangunan kilang pasalnya selama masa kepemimpinannya dan dalam kurun 34 tahun terakhir belum ada pembangunan kilang baru.

Menanggapi hal tersebut, CEO Refinery & Petrochemical Subholding (PT Kilang Pertamina Internasional) Ignatius Tallulembang menjelaskan pembangunan kilang memiliki timeline pengerjaan yang panjang sehingga membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

"Pak Presiden sempat memberi tantangan, kok di masa kepemimpinannya tidak ada kilang, karena memang butuh waktu lama. Ada tahapan engineering, lelang dan itu butuh waktu lama," jelas Ignatius dalam diskusi virtual, Sabtu (27/6).

Baca Juga: Cari partner untuk proyek Kilang Bontang, ini syarat dari Pertamina

Ignatius menambahkan, pembangunan kilang untuk tahapan eksekusi seperti pembebasan lahan saja tak jarang memakan waktu 4 hingga 5 tahun.

Di sisi lain, Pertamina menargetkan pembangunan kilang biasanya memakan waktu 5 tahun hingga 10 tahun. Bahkan jika mengadopsi cara konvensional maka akan butuh waktu lebih lama yakni 8 tahun hingga 10 tahun.

Ignatius mengamini ada sejumlah kendala dalam proses pembangunan kilang termasuk soal lahan dan pendanaan. Kendati demikian, upaya pengembangan kilang masih tetap dilakukan.

"Bukan berarti tidak ada kilang yang kita dirikan. Ada Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC) di 2019," ujar Ignatius.

Untuk itu, proses pengerjaan yang lama menurut Ignatius membutuhkan dukungan stakeholder dalam mengatasi hambatan yang ada seperti lahan, pemberian insentif dan juga perizinan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×