Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat negara-negara di Asia mulai melonggarkan pembatasan sosial dan bisnis kembali beroperasi di tengah pandemi Covid-19, para pelaku industri pun giat menyusun strategi untuk bisa mengembalikan situasi agar bisnis kembali normal di tengah-tengah perubahan yang selalu terjadi akhir-akhir ini.
Bagi bisnis seperti instalasi pabrik, keselamatan di ruang kerja harus selalu terjaga, walaupun peraturan mengenai keselamatan yang terkait dengan kebersihan dan kesehatan telah dilaksanakan.
Friedhelm Best, VP Asia Pasifik HIMA mengatakan, ketika pekerja kembali aktif bekerja di fasilitas industri, kegiatan rutin seperti merencanakan sistem modernisasi, yang kemungkinan ditunda karena pandemi, menunggu untuk dapat dikerjakan lagi.
Kegiatan ini membutuhkan pertimbangan yang sangat teliti, apalagi bila standar proses industri yang wajib, seperti kemacetan produksi, dan permintaan konsumen sudah terlibat.
Oleh karenanya ada tiga pertimbangan utama untuk memastikan Safety Instrumented System (SIS) pada fasilitas industri berjalan dengan baik, yakni perangkat yang sesuai standar, hindari "down time" yang lama, dan mendapatkan tenaga ahli yang tepat.
Baca Juga: Bakal serap 23.000 tenaga kerja, progres pembangunan KEK Galang Batang capai 80%
"Saat merencanakan modernisasi atau modifikasi SIS, perusahaan harus memastikan bahwa perangkat keras atau perangkat lunak yang ada mematuhi standar yang berlaku. Jika diketahui ada kejanggalan, namun sistem tetap dipasang, izin operasi pabrik dapat terpengaruh, dan hukuman pun dapat dikenakan," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (25/9).
Friedhelm memaparkan, agar perusahaan dapat membuktikan bahwa SIS sudah sesuai dengan IEC 61511, melalui instalasi dan pengoperasiannya, semua dokumen keselamatan dan pemeliharaan yang dibutuhkan akan disediakan oleh operator instalasi. Ini termasuk alat untuk mencatat data dan mendokumentasikan proses kerjanya.
HIMA merekomendasikan, penggunaan sistem bersertifikasi SIL 3 untuk mengganti dan menerapkan prosedur sistem sesuai dengan IEC 61511. Ini memastikan agar spesifikasinya sesuai sebagaimana mestinya, dan pengujian peralatan yang diganti dapat dilakukan secara langsung.
Kemudian, untuk hindari "down time" yang lama, Friedhelm mengatakan, operator harus memastikan bahwa teknologinya sudah ter-update dengan versi yang paling canggih karena versi yang baru selalu mencakup perbaikan pada bug (error pada sistem) dan peningkatan pada sistem keamanan pun yang sudah diperkuat.
"Alat dari HIMA dan versi baru dari sistem operasi kami dapat diimplementasikan tanpa harus menghentikan produksi. Jika menggunakan sistem yang saling terhubung, solusi dari kami ini memungkinkan anda dapat menggantinya kapan saja, sistem yang lama juga dapat langsung terintegrasi dengan baik dan aman dengan yang baru," kata Friedhelm.
Adapun satu hal yang tak kalah penting adalah mendapatkan tenaga ahli yang tepat. Friedhelm mengatakan menemukan ahli yang dapat membantu proses transisi yang lancar dan kompatibel dapat membantu meminimalisir kan munculnya downtime.
Ada beberapa teknologi yang bisa memberikan solusi dari masalah dan pemasangan secara online, hal tersebut bisa mengurangi downtime yang banyak.
Selanjutnya: Pemerintah genjot pengembangan KEK Galang Batang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News