Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bintang Oto Global Tbk membukukan kinerja pendapatan yang prima di sepanjang tahun 2019 lalu. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2019, emiten berkode saham BOGA ini membukukan pendapatan neto sebesar Rp Rp 790,81 miliar di sepanjang tahun 2019.
Sebelumnya, pendapatan neto BOGA tercatat sebesar Rp 692,19 miliar pada periode sama tahun 2018. Artinya, kalau dihitung-hitung, terdapat pertumbuhan pendapatan neto double digit sekitar 14,24% secara tahunan alias year-on-year (yoy) pada pendapatan neto BOGA di tahun 2019.
Baca Juga: Ini penyebab saham Bintang Oto Global (BOGA) tetap naik meskipun IHSG anjlok
Direktur Utama PT Bintang Oto Global Tbk Arif Andi Wihatmanto mengatakan sebagian besar pertumbuhan pendapatan di tahun 2019 ditopang oleh kinerja segmen usaha dealership entitas anak perusahaan.
Berdasarkan catatan Arif, volume penjualan kendaraan bermotor BOGA meningkat sekitar 10% yoy dari semula sebanyak 2.856 unit di tahun 2018 menjadi 3.158 unit pada tahun 2019 kemarin. Menurut Arif, kenaikan tersebut didorong baik oleh faktor internal maupun eksternal.
Pada sisi internal, kenaikan penjualan dipicu oleh upaya BOGA dalam memaksimalkan kegiatan pemasaran serta menyelenggarakan berbagai event seperti bazaar, gebyar undian, event showroom, eksibisi, peluncuran produk, dan sebagainya. “Faktor eksternal juga sangat berperan, mengingat meningkatnya kelas menengah di tahun lalu,” kata Arif kepada Kontan.co.id ada Jumat (17/04).
Mengintip laporan keuangan tahun 2019, segmen penjualan kendaraan bermotor memang mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 10,49% yoy menjadi Rp 676,28 miliar di tahun 2019. Sebelumnya, penjualan kendaraan bermotor BOGA tercatat sebesar Rp 612,02 miliar pada periode sama tahun 2018.
Baca Juga: Tak Ada Panic Selling, Saham Bintang Oto Global (BOGA) Perkasa di Tengah Wabah Corona
Selain itu, pertumbuhan juga pada ketiga segmen sisanya. Sepanjang tahun 2019 lalu, pendapatan insentif BOGA tumbuh sekitar 5,21% yoy dari semula Rp 39,94 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 42,02 miliar pada tahun 2019.
Di lain pihak, pendapatan dari segmen jasa pemeliharaan dan suku cadang melesat sekitar 108,96% yoy menjadi Rp 51,33 miliar. Sebelumnya, pendapatan segmen jasa dan pemeliharaan suku cadang BOGA tercatat sebesar dari 24,56 miliar pada periode sama tahun 2018.
Sementara itu, pendapatan dari sewa operasi tumbuh 35,22% yoy dari semula Rp 15,65 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 21,16 miliar pada tahun 2019. Meski begitu, Arif juga tidak memungkiri bahwa kenaikan pada sisi penjualan juga diiringi oleh kenaikan beban operasional. Menilik laporan keuangan tahun 2019, beberapa pos beban memang mengalami kenaikan.
Beban pokok pendapatan misalnya, tercatat naik 4,98% yoy menjadi Rp 742,42 miliar di sepanjang tahun 2019. Sebelumnya, beban pokok pendapatan BOGA tercatat sebesar Rp 645,66 miliar pada periode sama tahun 2018.
Baca Juga: Corona merebak, Bintang Oto (BOGA) tetap lanjutkan agenda ekspansi
Di sisi lain, kenaikan juga dijumpai pada beban umum dan administrasi serta beban keuangan. Melansir laporan keuangan tahun 2019, beban umum dan administrasi tercatat naik 23,67% yoy dari semula Rp 22,38 miliar di tahun 2018 menjadi Rp 27,68 miliar di tahun 2019. Sementara itu beban keuangan BOGA naik 37,50% yoy dari Rp 5,19 miliar do tahun 2018 menjadi Rp 7,13 miliar pada tahun 2019.
Alhasil, setelah dikurangi beban pokok pendapatan, beban umum dan administrasi, beban keuangan dan lain-lain BOGA membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 9,81 miliar di tahun 2019.
Angka tersebut turun sekitar 15,81% yoy bila dibandingkan dengan laba bersih BOGA pada periode sama tahun 2018 yang mencapai Rp 11,65 miliar. “Laba bersih turun karena beban operasional yang naik,” kata Arif (17/4).
Per 31 Desember 2019 lalu, total aset BOGA tercatat sebesar Rp 579,93 miliar. Angka ini terdiri atas ekuitas sebesar Rp 427,47 miliar dan liabilitas sebesar Rp 152,45 miliar. Sementara itu, kas dan bank akhir tahun tercatat sebesar Rp 40,43 miliar per 31 Desember 2019 lalu. Angka ini naik sekitar 39,85% dari kas dan bank awal tahun yang tercatat sebesar Rp 28,90 miliar berdasarkan laporan keuangan tahun 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News