kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Penyebab Produksi Nikel Vale Indonesia (INCO) Menurun di Kuartal I-2022


Selasa, 03 Mei 2022 / 16:07 WIB
Ini Penyebab Produksi Nikel Vale Indonesia (INCO) Menurun di Kuartal I-2022
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja pada fasilitas pengolahan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO).


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melaporkan jumlah produksi nikel matte sebesar 13.827 ton sepanjang kuartal pertama 2022. Realisasi ini menurun 9% secara year-on-year (yoy) dari produksi nikel matte pada kuartal pertama 2021 sebesar 15.198 ton. Realisasi produksi pada kuartal pertama 2022 juga menurun 19% dari produksi pada kuartal keempat 2021 sebesar 17.015 ton.

Febriany Eddy, CEO dan Presiden Direktur Vale Indonesia menyebut, lebih rendahnya produksi pada triwulan pertama 2022 karena adanya pelaksanaan proyek pembangunan kembali (rebuild) tanur 4 yang merupakan proyek pemeliharaan penting. Proyek ini memastikan keamanan dan kelangsungan operasi INCO di masa depan.

“Kami tetap optimistis dan sejalan untuk mencapai rencana produksi penuh tahun 2022 kami,” kata Febriany dalam keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia, Selasa (19/4). Manajemen INCO menargetkan proyek pembangunan tanur listrik 4 ini akan rampung pada Mei 2022

Baca Juga: Harga Nikel Melonjak, Vale Indonesia Belum Berencana Naikkan Produksi

INCO mempertahankan rencana produksi 65.000 ton nikel dalam bentuk matte di tengah tingginya harga nikel. Kebijakan ini ditegaskan oleh Chief Financial Officer Vale Indonesia, Bernardus Irmanto ketika dihubungi beberapa waktu lalu.

Sepanjang tahun lalu, konstituen Indeks Kompas100 ini melaporkan telah memproduksi 65.388 metrik ton nikel dalam matte . Jumlah ini menurun 9,48% dari produksi nikel matte sepanjang 2020 yang mencapai 72.237 metrik ton.

Meski menurun, realisasi produksi ini lebih tinggi dari target yang dipasang. INCO menargetkan produksi 64.000 metrik ton nikel matte tahun lalu.

Baca Juga: Kenaikan Harga Nikel Global Akibat Keterbatasan Supply dan Tumbuhnya Demand

INCO berhasil mencetak kinerja mentereng sepanjang tahun lalu. Di tengah penurunan produksi, INCO mencetak laba bersih senilai US$ 167,20 juta di tahun 2021. Realisasi ini melesat 112,5% dari realisasi laba bersih di tahun 2020 yang hanya US$ 78,68 juta.

Kenaikan bottom line INCO sejalan dengan kenaikan pendapatannya. INCO membukukan pendapatan senilai US$ 953,2 juta pada tahun 2021. Angka ini berada 25% di atas realisasi penjualan yang tercatat pada tahun 2020 sebesar US$ 764,74 juta.

Kinerja kinclong Vale Indonesia tidak terlepas dari membaiknya harga nikel. INCO mencatat harga realisasi rata-rata pengiriman nikel dalam matte sebesar US$ 14.309 per ton sepanjang 2021, meningkat dari level tahun 2020 sebesar US$ 10.498 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×