Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kedatangan Menteri Ekonomi Pendidikan dan Riset Swiss, Johann N. Schneider-Ammann beserta delegasinya ke Kementerian Perindustrian dimanfaatkan untuk membicarakan perihal rencana perdagangan bebas RI-Eropa.
Hasil pembicaraan ini nantinya akan menjadi bahan dalam perundingan Indonesia-European Free Trade Association - Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto mengatakan, hingga saat ini sudah mencapai perundingan ke-13. “Diharapkan agreement bisa dicapai sebelum perundingan ke-17,” ungkap Harjanto, Jumat (14/7).
Dalam isu perdagangan barang (trade in goods) di IE-CEPA, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan, Indonesia meminta pengecualian pengenaan price compensation measures (cukai tambahan) yang cukup tinggi untuk produk-produk makanan.
Isu lainnya, Indonesia akan memberikan regulasi yang lebih fleksibel terkait ketentuan lisensi wajib untuk mengakomodir keinginan EFTA.
Sementara itu, dalam isu cooperation and capacity building, Indonesia menginginkan agar kerja sama ini dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
Menperin Airlangga menyampaikan, kedua pihak perlu mencari kesamaan kepentingan sebagai pendorong. “Misalnya, di dalam mengembangkan kemampuan ekspor, value chain di bidang manufaktur, dan pendidikan vokasi,” kata Airlangga, dalam keterangan pers Jumat (14/7).
Sebelumnya, Airlangga telah mengajak sejumlah pimpinan perusahaan asal Swiss untuk meningkatkan investasi di Indonesia sekaligus bermitra dengan para pengusaha dalam negeri.
Hingga saat ini, industri Swiss yang telah ada di Indonesia antara lain sektor farmasi dan kosmetika, olahan susu, makanan dan minuman, serta permesinan.
Beberapa perusahaan Swiss yang berminat ekspansi, di antaranya PT Nestle Indonesia, PT SGS Indonesia, PT Endress+Hauser Indonesia, PT Givaudan, PT Sandmaster Asia Indonesia, PT Roche Indonesia, PT Novartis Indonesia, dan PT Syngenta Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 150 perusahaan Swiss telah beroperasi di Indonesia dengan menyerap tenaga kerja mencapai 60.000 orang.
Kemenperin mencatat, dalam empat tahun terakhir, investasi Swiss di Indonesia telah mencapai US$ 4,5 miliar. Pada tahun 2015, nilai perdagangan Indonesia-Swiss sebesar US$ 1,7 miliar atau meningkat tajam sebanyak 124% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sedangkan, kinerja ekspor Indonesia ke Swiss sebesar US$ 1,07 miliar dan impor Indonesia dari Swiss sekitar US$ 0,63 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News