Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) belum memiliki rencana spesifik dalam mengembangkan kendaraan berbahan bakar B30 lantaran masih menunggu hasil uji coba road test bersama pemerintah.
“Kita lihat nanti hasil tesnya seperti apa,” ujar Direktur KTB, Duljatmono, kepada Kontan.co.id (5/08).
Sebagai informasi, KTB menjadi salah satu Agen Pemegang Merk (APM) yang turut berpartisipasi dalam program uji coba road test bersama Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Baca Juga: Kemendag prediksi Indonesia-Chile CEPA meningkatkan nilai perdagangan sebesar 32%
Uji road test dilakukan dengan mengambil rute perjalanan sekitar 40.000 km di daerah Jawa Barat. Proses uji ini sudah mulai sejak awal bulan Mei 2019 dan diharapkan selesai pada awal bulan Oktober 2019. Adapun unit yang diikutkan dalam uji coba tersebut yaitu truk ringan bertipe Coltdiesel.
Hasil uji coba ini pada nantinya akan menentukan keputusan-keputusan teknis seperti bentuk-bentuk improvement yang akan dilakukan dengan melihat dampak penggunaan bahan bakar B30 terhadap kualitas performa mesin, serta komponen-komponen yang berkaitan dengan proses pembakaran seperti injection, fuel filter, dan sebagainya.
Sementara itu, keputusan-keputusan bisnis seperti rencana produksi didasarkan pada perilaku pasar. Oleh karena itu, penentuan jumlah unit serta varian-varian model yang akan diproduksi selalu ditentukan dengan melihat permintaan yang ada.
Baca Juga: Sambut Hari Kemerdekaan RI, Honda Scoopy Merah Putih diluncurkan
Begitu pula dalam hal penentuan harga. Duljatmono mengakui bahwa penyesuaian harga mungkin saja dilakukan apabila hasil uji road test nanti mengharuskan adanya improvement tertentu guna menyesuaikan kebutuhan yang ada dalam penggunaan bahan bakar B30.
Namun demikian, Duljatmono menegaskan bahwa pihaknya tetap menjadikan kemampuan dan daya serap pasar sebagai pertimbangan utama dalam menentukan harga.
“Kalau misalkan dinaikkan harganya lalu daya serap pasarnya kelihatan berat, itu kan menjadi pertimbangan, pertimbangan utamanya kembali lagi, daya serap pasar,” terang Duljatmono kepada Kontan.co.id (5/08).
Baca Juga: Hubungan memanas, penjualan mobil Jepang di Korea Selatan anjlok
Duljatmono menambahkan bahwa permintaan pasar yang ada selama ini berorientasi pada dua hal yakni, kualitas performa unit serta ketersediaan bahan bakar.
Sementara itu, isu soal apakah unit yang dijual sudah bisa mengakomodasi penggunaan bahan bakar B30 atau tidak, dinilai tidak banyak mempengaruhi minat dan permintaan pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News