Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk menargetkan dalam lima tahun ke depan pendapatan pendapatan berulang mampu berkontribusi 15%. Untuk itu, tahun ini perusahaan anggarkan Rp 600 miliar bidik konsesi baru.
Nur Al Fata, Direktur Human Capital, Investasi dan Pengembangan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk menyebutkan bahwa Bisnis jasa konstruksi yang sangat tergantung pada pesanan baru. "Perusahaan tidak ingin operasionalnya carut marut akibat tehentinya pesanan baru di saat kondisi pasar sedang sulit," tuturnya saat dihubungi kontan.co.id, Kamis lalu.
Selain itu, perusahaan mendorong recurring income lantaran dua alasa. Pertama, recurring income akan membuat lebih survive dalam memghadapi krisis. "Kedua, lewat konsesi itu kami juga bisa membiding jasa kontruksinya," tambahnya.
Tahun ini disebutnya perusahaan telah menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 600 miliar yang sebagian besar dananya akan dipakai untuk mengincar konsesi baru.
Pada skema BOT, emiten dengan kode saham WEGE disebutnya telah memiliki dua investasi. Pertama, kerjasama dengan Sarinah mengembangkan hotel di Jalan Braga, Bandung sebanyak 112 kamar. Adapun hotel tersebut telah dibuka sejak Agustus tahun lalu dan dikelola oleh Artotel.
Kedua, gedung perkantoran di kawasan Menteng di lahan milik Bank Mandiri seluas 4.428 m2 dengan masa konsesi 30 tahun. Proyek tersebut nantinya akan dibangun setinggi 12 lantai dengan luas bangunan 12.800 m2. Untu pembangunannya sendiri dimulai pada awal tahun ini dan ditargetkan selesai tahun depan.
Tak selesai di sana, WEGE juga akan fokus membidik konsesi proyek-proyek dengan skema pembiayaan KPBU atau Public-Privat Parnertship (PPP). Saat ini, WEGE tengah membidik beberapa konsesi pengadaan ruang lewat skema KPBU di sektor infrastruktur kesehatan dan infrastruktur transportasi. Di sektor kesehatan, ada tiga rumah sakit yang tengah diincar yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo, RSUD Gorontalo, dan Rumah Sakit Dharmais lewat konsorsium.
Dalam membidik RSUD Sidoarjo dan RSUD Gorontalo, WEGE berpartner dengan WIKA, Rumah Sakit Pelni, dan PGas Solution. Konsorsium WEGE ini telah lulus tahapan pra kualifikasi di kedua proyek itu. Kini, mereka tengah menunggu proses tender dimulai dari Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK).
Adapun investasi di RSUD Sidoarjo diperkirakan akan menelan biaya Rp 300 miliar. Sementara RUSD Gorotalo ditaksir akan memakan investasi Rp 800 miliar. Untuk RS Dharmais sendiri, tender masih belum dimulai lantaran masih menunggu ketok palu dari legislatif masih-masing daerah.
Sedangkan untuk proyek infrastruktur transportasi, WEGE juga berencana untuk turut serta berinvestasi di proyek infrastruktur bandar udara dengan skema KPBU. Saat ini disebutnya perusahaan sedang intensif melakukan penjajakan untuk berinvestasi di Bandara Komodo, Labuhan Bajo. Perusahaan akan melaju lewat konsorsium dengan menggandeng operator bandara asal Prancis, Egis Airport Operation serta perusahaan lokal yaitu Indika dan PGas Solution.
Nantinya, dari proyek tersebut WEGE akan membidik pekerjaan pada terminal, Indika fokus pada pengembangan logistic, PGas Solution akan menyambil peran pada penyediaan energi dan pekerjaan elektrikal, dan Egis akan fokus pada operasional. Sekedar diketahui, Egis sudah memiliki pengalaman mengelola bandara di banyak Negara. Saat ini ada 10 bandara yang dikelola perusahaan di luar Prancis.
Untuk pembangunannya sendiri rencananya akan dalam 3 tahap. Secara total disebutnya nilai investasi sekitar Rp 1,25 triliun. "Tahap pertama, hanya akan membutuhkan Rp 500 miliar," tuturnya.
Selain bandara tersebut, WEGE juga tertarik berinvestasi di Bandara Internationa Hang Nadim, Batam. Proyek tersebut diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 5 triliun. Dalam pengembangannya bandara itu ditargetkan akan menjadi pusat logistik. Karenanya, perusahaan saat ini sedang melakukan penjajakan kerjasama dengan beberapa operator asing.
Sementara, untuk sektor properti perusahaan juga tidak berhenti investasi pada hotel dan gedung perkantoran saja. Ke depan, perusahaan juga terus ekspansi dengan skema serupa maupun KPBU. Hanya saja, untuk investasi di sektor tersebut hanya akan fokus melakukan kerjasama dengan BUMN dan pemerintah.
Menurutnya, peluang untuk berinvestasi dengan memanfaatkan tanah pemerintah atau BUMN masih sangat besar lantaran Menteri keuangan saat ini terus mendorong Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Management Aset Negara (LMAN) untuk bersinergi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pihak swasta untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan-lahan negara.
Untuk skema KPBU, WEGE juga sedang melakukan penjajakan dengan Intutute Teknologi Bandung (ITB) untuk melakukan pengembangan kampus baru di Cirebon dengan luas sekitar 200 hektare (ha). “Ini baru market sounding dan kami berminat untuk ikut prakualifikasi nanti,” pungkasnya.
Dengan dimulainya dari saat ini, dalam 5 tahun ke depan perusahaan membidik recurring income dapat berkontribusi 15% pada net profit. Guna itu, dalam 5 tahun ke depan, WEGE akan membelanjakan Rp 2,5 triliun - Rp 3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News