Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (Kibif) akan mengalokasikan sebanyak 45% perolehan dana initial public offering (IPO) untuk pengadaan sapi hidup baik lokal maupun impor.
Rencananya sebagian besar sapi ini akan digunakan sebagai bahan baku untuk industri pemotongan dan pengemasan serta industri pengolahan perseroan. Selain itu, sekitar 25% dana akan digunakan untuk pembelian barang dagangan berupa daging, baik dari lokal maupun impor, serta produk olahan yang diproduksi oleh Perusahaan Anak.
KIBIF berencana melantai di Bura Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 10 Januari 2019. Produsen dan distributor makanan olahan terintegrasi ini bakal menawarkan 376.862.500 saham baru atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Dengan harga tersebut, perolehan dana IPO akan mencapai Rp 128,13 miliar.
Direktur Utama PT Estika Tata Tiara, Yustinus Sadmoko menjelaskan sisa perolehan dana sekitar 30% dialokasikan untuk investasi penambahan kapasitas produksi perseroan. “Investasi ini terutama bertujuan untuk memperkuat unit bisnis pengolahan dengan membangun pabrik baru di Subang dan Salatiga serta modernisasi pabrik di Cikarang,” ujar Yustinus Sadmoko dalam siaran persnya, Kamis (3/1).
Selain dari IPO, anggaran Capital Expenditure (Capex) juga akan diperoleh dari pendanaan bank dan leasing. Sehingga untuk tahun 2019, perseroan menganggarkan capex sebesar Rp 100 miliar.
Produksi daging Kibif di antaranya adalah sosis, bakso, smoked beef, bockwurst, burger, daging sapi kemasan 1 kilogram (kg) dan 500 gram (gr), serta produk terbarunya KIPAO minipao. Produk tersebut merangsek pasar dengan mengusung sejumlah merek, antara lain, KIBIF, Boss, Murato, Adell, dan Kipao.
Pasar utama Kibif adalah di dalam negeri dan menjangkau konsumen melalui pasar modern seperti Aeon, Foodhall, Hypermart, Indomaret, Lulu Hypermarket, dan Transmart Carrefour, pasar tradisional, distributor, industri serta food service (hotel, restoran, catering).
Saat ini, Kibif telah memiliki tiga pabrik pengolahan di wilayah Cikarang (Jawa Barat), Subang (Jawa Barat) dan Salatiga (Jawa Tengah), dengan total kapasitas produksi mencapai 1.500 ton per bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News