kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.929   1,00   0,01%
  • IDX 7.180   38,89   0,54%
  • KOMPAS100 1.103   7,53   0,69%
  • LQ45 872   6,12   0,71%
  • ISSI 221   1,16   0,53%
  • IDX30 445   2,31   0,52%
  • IDXHIDIV20 536   1,54   0,29%
  • IDX80 127   0,74   0,59%
  • IDXV30 134   0,46   0,35%
  • IDXQ30 148   0,48   0,33%

Ini Strategi Bio Farma Hadapi Pelemahan Rupiah


Rabu, 10 Juli 2024 / 08:15 WIB
Ini Strategi Bio Farma Hadapi Pelemahan Rupiah
ILUSTRASI. Ilustrasi. Bio Farma jelaskan dampak dan strategi yang dilakukan untuk menghadapi pelemahan rupiah.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan farmasi pelat merah, PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan strategi dan dampak dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap bisnis mereka. 

Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan dan Juru Bicara PT Bio Farma mengatakan saat ini Bio Farma dan Kimia Farma, yang merupakan bagian dari grup perusahaan, berhasil menjaga stabilitas operasional meskipun terdapat tekanan dari pelemahan rupiah.

"Untuk Indofarma dan INUKI, saat ini sedang berada dalam fase minimum operation, sehingga pelemahan Rupiah tidak kami perhitungkan," ungkap Bambang kepada Kontan, Selasa (9/7).

Sementara itu, porsi pendapatan ekspor dari Bio Farma dan Kimia Farma masih lebih besar dibandingkan dengan biaya pembelian bahan baku impor.

Baca Juga: Tak Berdampak Signifikan, Ini Strategi Phapros Antisipasi Pelemahan Rupiah

Sehingga untuk saat ini, pelemahan Rupiah belum berdampak secara signifikan terhadap profitabilitas Bio Farma group.

Meskipun sebagian besar pembelian bahan baku dan bahan pendukung menggunakan mata uang asing terutama US$, Bio Farma juga memperoleh pemasukan valas yang signifikan dari ekspor produknya. 

Hal ini telah membantu perusahaan menjaga proses produksi sesuai target yang telah ditetapkan untuk tahun ini.

"Secara persentase (porsi impor) saya gak pegang datanya, namun jika dilihat angka TKDN produk in house Bio Farma lebih besar 70%," jelasnya.

Namun demikian, Bambang mengakui bahwa Kimia Farma akan menghadapi penurunan margin akibat komposisi pemakaian bahan baku impor yang signifikan. 

Namun, secara keseluruhan, dampak ini dapat seimbang dengan pendapatan ekspor yang kuat dari Bio Farma terhadap total pendapatan grup perusahaan.

"Strategi kedepan Bio Farma group adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi dan mengoptimalkan komersialisasi di pasar ekspor, serta menekan pengadaan impor untuk menerapkan natural hedging," pungkasnya.

Baca Juga: Harga Alat Kesehatan Mahal, Aspaki Minta Insentif ke Pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×