Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Pratama Abadi Nusa (PANI) menyiapkan sejumlah strategi untuk menyongsong bisnis di tahun depan yang diproyeksikannya akan stabil. Pasalnya di sepanjang tahun ini, kinerja PANI tertekan terlihat dari penjualannya yang turun 40% menjadi Rp 174,69 miliar.
Adapun perusahaan yang menjalankan industri kamar pendingan, pengepakan, dan processing seafood membukukan rugi bersih sebesar Rp 187,51 juta. Padahal di periode yang sama tahun sebelumnya, PANI masih membukukan laba sebesar Rp 1,16 miliar.
Baca Juga: BEI kenakan status UMA pada Pratama Abadi Nusa Industri (PANI)
Direktur Utama Pratama Abadi Nusa Industri Prilli Soetantyo belum mau banyak bicara mengenai kinerja perusahaan di akhir tahun dan tahun depan. Dia hanya menjelaskan salah satu strategi yang akan dilakukan perusahaan adalah meningkatkan pertumbuhan usaha yang signifikan melalui penambahan kostumer yang dekat dengan lokasi perusahaan.
"Dengan menambah pelanggan yang dekat dengan lokasi pabrik maka perusahaan akan menghemat biaya pengiriman tentunya ini sebagai upaya efesiensi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (23/12).
Selain itu, perusahaan juga akan menambah produk berupa kaleng ukuran kecil. Prilli menjelaskan dengan menambah produk kaleng ukuran kecil perusahaan bisa membantu pelanggan terutama pelanggan yang harus mengirimkan sample produk
Setelah melantai di bursa pada di September 2018, PANI meningkatkan 50% kapasitas produksi kaleng atau sebanyak 500.000 kaleng per tahun dengan ukuran sebesar 17 kg. Adapun Prilli mengakui saat ini perusahaan belum berencana menambah kapasitas produksi sebab produksi saat ini masih bisa memenuhi permintaan.
Adapun pemasaran Pratama Abadi masih menyasar pasar dalam negeri. Adapun entitas anak PT Windu Blambangan Sejati melayani penjualan ekspor. Perusahaan ini memfasilitasi jasa pembekuan atau penyimpanan hasil perikanan masih seperti tahun sebelumnya. Sekitar 95% mengolah udang beku dan gurita beku yang diekspor ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Panama, Meksiko, dan lainnya.
Baca Juga: Daftar Emiten Makanan & Minuman dengan PER, EPS, dan PBV (22 Februari 2019)
Prilli mengakui, dana segar hasil IPO di September 2018 lalu yang sebesar Rp 162 miliar sudah terserap semua untuk ekspansi di sepanjang tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News