kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini strategi Yanaprima Hastapersada (YPAS) atasi kenaikan harga minyak mentah


Senin, 19 April 2021 / 14:48 WIB
Ini strategi Yanaprima Hastapersada (YPAS) atasi kenaikan harga minyak mentah
ILUSTRASI. Produk PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS),


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga minyak mentah dunia dinilai cukup mempengaruhi kelangsungan bisnis produsen kemasan plastik, PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS).

Sekadar catatan, rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) minyak mentah Indonesia pada bulan Maret 2021 menyentuh US$ 63,50 per barel. Angka tersebut naik US$ 3,14 per barel dibandingkan rata-rata ICP di bulan Februari 2021 yakni US$ 60,36 per barel.

Direktur Yanaprima Hastapersada Rinawati Dinata mengatakan, fluktuasi harga minyak mentah yang terjadi belakangan ini akan menjadi kendala, karena mempengaruhi harga bahan baku kemasan plastik seperti polypropylene. Apalagi, untuk sementara ini YPAS tidak memanfaatkan bahan baku selain minyak mentah untuk memproduksi kemasan plastik.

“Apabila masih ada kenaikan harga minyak, strategi yang akan dijalankan adalah mempertimbangkan kembali kontrak jangka panjang yang bersifat high risk,” ujar dia, Senin (19/4).

Terlepas dari itu, Rinawati menilai bahwa secara umum kondisi persaingan di industri kemasan plastik masih tergolong kompetitif. Memasuki periode Ramadan, YPAS disebut mengalami kenaikan permintaan produk kemasan plastik dari industri pangan.

Baca Juga: Permintaan produk kemasan Yanaprima (YPAS) naik 10% selama pandemi

 

Selain industri makanan dan minuman, produk yang dihasilkan YPAS terserap oleh berbagai sektor lainnya seperti industri semen, industri pupuk, maupun pasar bebas. Manajamen YPAS pun berusaha memperluas pangsa pasarnya, baik di dalam maupun luar Pulau Jawa.

“Strategi kami di tahun ini tetap memperluas pasar dengan mencari pelanggan baru di dalam Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa,” imbuh Rinawati.

Sebagai informasi, hingga akhir tahun 2020 penjualan bersih YPAS turun 21,87% (yoy) menjadi Rp 303,20 miliar. Namun, laba bersih tahun berjalan YPAS meroket 139,36% (yoy) menjadi Rp 8,33 miliar di akhir tahun lalu.

Selanjutnya: Yanaprima Hastapersada (YPAS) kebanjiran permintaan produk kemasan di masa pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×