Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Sumber gas lain yang bisa diandalkan ke depannya ialah IDD. Proyek IDD berpotensi untuk menghasilkan gas hingga di angka 844 MMSCFD. SKK Migas menargetkan, proses divestasi WK Rapak dan Ganal, dan revisi Plan of Development (PoD) selesai di tahun ini.
“IDD ada perkembangan di tahun ini. Proses divestasi tahun ini dan kemudian sampai PoD pertama bisa selesai,” ujarnya.
Kemudian, Lapangan Asap, Kido, dan Merah wilayah Kasuari Papua Barat juga dapat diandalkan sebagai sumber pasokan gas.
Potensi gas di lapangan ini pun meningkat dibandingkan proyeksi awal sehingga dibuat revisi Plan of Development (POD) I. Perubahan atas persetujuan POD I untuk gas inplace dari 1.735 BSCFD menjadi 2.673,7 BSCF, dan perubahan cadangan dari 1.031,33 BSCF menjadi 2.244,45 BSCF.
Baca Juga: Saham Emiten Batubara Mulai Melandai, Simak Prospek dan Rekomendasinya
Nantinya produksi dari lapangan gas ini akan diperuntukkan untuk membangun satu pabrik pupuk di Papua dan membangun pabrik LNG.
SKK Migas sejatinya memiliki neraca gas yang memperlihatkan permintaan dan pasokan gas dalam jangka waktu periode tertentu. Neraca gas tersebut memproyeksikan Indonesia akan mengalami surplus gas di beberapa wilayah tertentu jika proyek-proyek sudah on stream dan target 12 billion cubic feet per day (BSCFD) tercapai.
“Saat proyek on stream bisa surplus tapi tergantung regionnya ini bisa disuplai kalo infrastruktur sudah tersambung,” ujarnya.
Kemal mengatakan, infrastruktur pipa gas yang paling kritikal atau dibutuhkan saat ini ialah pipa Dumai-Sei Mangke dan Cirebon-Semarang (Cisem).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News