Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Menyedot 20 juta wisatawan mancanegara datang ke Indonesia pada 2020 menjadi tantangan tersendiri. Salah satunya, saat pengembangan pariwisata memanfaatkan penerbangan.
Catatan Boston Consulting Group (BGC) pada Sabtu pekan lalu menunjukkan bahwa Indonesia masih kehilangan kesempatan meraup hingga 13 juta penumpang tanpa mendarat. Pasalnya, para penumpang asing itu justru memanfaatkan bandar udara negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Lantaran itulah, sebagaimana pandangan Direktur Utama (Dirut) PT Angkasa Pura (AP) II Budi Karya Sumadi, Indonesia membutuhkan bandar udara yang berfungsi sebagai tempat transit. Pilihannya adalah Terminal 3 Ultimate di kawasan Bandar Udara Soekarno-Hatta, Banten. "Potensi Terminal 3 Ultimate sebagai bandara transit bagus," kata Budi Karya Sumadi.
Catatan terkini AP II menunjukkan, Bandar Udara Soekarno-Hatta hanya berhubungan dengan maksimal 35 kota. Sementara, Bandar Udara Kuala Lumpur milik Malaysia dan Changi milik Singapura jauh melampaui Indonesia. Bandara Udara Kuala Lumpur mencatatkan hubungan dengan 70 kota.
Akal halnya Changi, bandar udara ini bahkan mengungguli Soekarno-Hatta dan Kuala Lumpur. Changi sudah menghubungkan hingga 100 kota. (Penulis: Josephus Primus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News