Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BALI. Pemerintah terus berupaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM) terutama menyiapkan generasi milenial yang memiliki talenta penguasaan teknologi digital untuk menghadapi era industri 4.0. Jika tidak mempersiapkan diri, maka generasi milenial Indonesia akan tergilas.
“Ini kesempatan dan peluang mengingat Indonesia memiliki bonus demografi sampai tahun 2030 yang merupakan momen emas,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartato pada kesempatan Meet Up Creative Industries Movement di Bali Creative Industry Center (BCIC), Sabtu (1/12).
Dengan pengembangan SDM, Indonesia bisa menempati enam besar negara yang memiliki kekuatan ekonomi kuat di dunia pada 2030, mengingat berbagai potensi dan daya saing nasional.
Saat ini, China muncul sebagai kekuatan ekonomi dunia yang baru juga tidak lepas dari pengembangan SDM. “Kalau kita masih foto kopian kertas, tapi China Mercedes pun bisa difotokopi,” kelakar Airlangga.
Itu sebabnya, pemerintah fokus pada pembangunan infrastruktur fisik dari mulai jalan, jembatan, dan infrastruktur lainnya. Dalam bidang teknologi, infastruktur serat optik juga dikembangkan. Tak hanya itu, pengiriman SDM ke luar negeri untuk menjadi ahli IT juga dilakukan.
Meski demikian, dalam merintis usaha memang tidak gampang dan banyak tantangan plus persaingan. Karenanya, Airlangga menyarankan kepada generasi milenial agar pandai pandai menangkap peluang bisnis jangka panjang bukan musiman yang lagi hits.
Pasalnya, usaha yang sifatnya musiman cepat berubah, sehingga setelah habis musimnya harus mencari lagi ide usaha lainnya.
Di hadapan para pelaku usaha kreatif, Airlangga juga memberikan sejumlah tips dalam memilih bisnis. “Cari yang sustainable dan sederhana seperti makanan dan minuman. Potensi pasarnya besar karena jumlah penduduk terus bertambah yang tentunya permintaan akan tetap ada,” ujarnya.
Selain industri makanan dan minuman, industri animasi sebagai bisnis yang potensial dan belum banyak dilirik. Apalagi kebutuhan terhadap animator saat ini cukup besar. Jepang dan Korea misalnya berhasil mengembangkan sektor kreatif ini menjadi industri besar yang menyumbang devisa.
Pada kesempatan yang sama, Indha Trimafo Yudha, Owner POD Chocolate, Bagus Satria (Animator), Yudist Ardhana (Youtuber), dan Lembu Wiworojati (AVP of Creative Bukalapak) juga berbagi tip dan pengalaman dalam menekuni bidangnya masing-masing.
Menurut Indha, agar bisa bersaing dan bertahan di industri kreatif caranya adalah senantiasa memperluas wawasan dan meningkatkan kapabilitas plus jaringan. Produk yang ditawarkan juga harus diperhatikan kemasannya selain kualitas untuk menajamkan brand produk tersebut di pasar. “Kalau produknya makanan seperti cokelat, ya harus enak dan disukai pasar, juga harganya bersaing. Kalau enak tapi mahal, ya lewat saja,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News