kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menperin meresmikan pabrik karet sintetis Chandra Asri & Michelin di Cilegon


Kamis, 29 November 2018 / 19:19 WIB
Menperin meresmikan pabrik karet sintetis Chandra Asri & Michelin di Cilegon
Menperin memperhatikan produk ban Michelin di pabrik PT Synthetic Rubber Indonesia


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -CILEGON. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto hari ini meresmikan pabrik karet sintetis, PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) di Cilegon, Banten. Beroperasinya SRI sebagai produsen karet sintetis pertama di Indonesia yang memproduksi polybutadiene rubber dan solution styrene butadiene rubber. SRI merupakan perusahaan patungan Michelin dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dengan nilai investasi mencapai US$ 435 juta.

“Pabrik ini yang mendapat tax holiday. Artinya, fasilitas tax holiday memang membawa investasi dan diharapkan mendapat devisa dari ekspor sebesar US$ 250 juta. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan neraca perdagangan dengan memacu investasi dan ekspor,” paparnya, Kamis (29/11).

Menperin pun memberikan apresiasi terhadap kolaborasi bisnis ini, karena sebagai salah satu kunci sukses pengembangan pusat produksi olefin yang semakin lengkap dan terintegrasi dalam rangka mendukung klaster petrokimia di Cilegon.

Airlangga menjelaskan, industri karet sintetis merupakan sektor yang perlu dikembangkan karena dibutuhkan banyak industri lainnya. Misalnya dimanfaatkan untuk memproduksi ban, conveyor belt, komponen karet, alas kaki, serta pembungkus kabel listrik.

“Saat ini hanya terdapat satu produsen karet sintetis dengan kapasitas sebesar 75.000 ton per tahun, sementara kebutuhan karet sintetis di dalam negeri di tahun 2017 mencapai 230.000 ton,” ungkapnya. Untuk itu, diharapkan SRI dengan memiliki kapasitas produksi sebesar 120 ribu ton per tahun, dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik.

“Pembangunan pabrik ini sejalan dengan hilirisasi industri karena meningkatkan nilai tambah butadiene dan styrene monomer yang sudah diproduksi di dalam negeri. Bagi Michelin, ini pabrik ketiga setelah di Perancis dan Amerika Serikat,” imbuhnya. Investasi ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi karena didukung dengan iklim usaha yang kondusif.

Presiden Direktur SRI Brad Karas mengatakan, SRI sebagai salah satu pionir di Indonesia untuk industri karet sintetis yang menggunakan teknologi baru dalam upaya memproduksi produk-produk bernilai tambah tinggi. “Dengan menggabungkan bahan baku Chandra Asri dan teknologi dari Michelin, kami mengubah bahan mentah menjadi produk setengah jadi yang digunakan sebagai komponen utama untuk menghasilkan ban ramah lingkungan,” jelasnya.

PT SRI akan memproduksi karet sintetis dengan jenis Solution Styrene Butadiene Rubber (SSBR) dan Neodymium catalyst - Butadiene Rubber (NdBR) yang keduanya merupakan material yang digunakan untuk memproduksi ban ramah lingkungan.

Guna memenuhi standardisasi produksi, General Managing Partner Michelin Group Florent Menegaux menyampaikan, pihaknya telah melakukan pelatihan bagi para tenaga ahli SRI dari Indonesia sehingga mereka dapat mengembangkan kompetensinya untuk mendukung daya saing perusahaan.

“Selama tahun 2015-2017, kami memberikan pelatihan ekstensif bagi karyawan SRI, dengan cara mengirimkan mereka ke pabrik karet sintetis Michelin di Perancis dan Amerika Serikat. Secara umum, staff kunci SRI menjalani 800 jam pelatihan di pabrik-pabrik Michelin,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×