kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Synthetic Rubber Indonesia akan sasar pasar ekspor


Kamis, 29 November 2018 / 19:24 WIB
Synthetic Rubber Indonesia akan sasar pasar ekspor


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -CILEGON. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) lewat anak usahanya meresmikan pabrik terbaru yang memproduksi synthetic rubber alias karet sintetis (buatan) di Cilegon. Pabrik karet sintetis itu memakan biaya investasi sebesar US$ 435 juta.

PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) merupakan perusahaan patungan antara anak usaha Chandra Asri yakni PT Styrindo Mono Indonesia dengan Compagnie Financiere Du Groupe Michelin. Styrindo Mono mengempit 45% saham dan Michelin menguasai 55% saham.

Bradley Karas, Presiden Direktur PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) menjelaskan menjelaskan bahwa kapasitas produksi pabrik ini mencapai 120.000 per tahun. Produksi awal sudah dimulai sejak agustus lalu dan sudah menghasilkan 8.000 ton. "Sisanya baru tahun depan. Untuk mencapai kapasitas membutuhkan waktu," kata Bradley, Kamis (29/11).

Rencananya hasil produksi dari pabrik ini tak hanya domestik melainkan juga untuk ekspor. Rencananya produksi karet sintetis inii akan diekspor ke seluruh dunia. Namun untuk awal akan dimulai dari pabrik milik grup Michelin di Cina dan juga Thailand. Selain itu juga akan dikirim ke negara Eropa seperti Perancis, Jerman, Spanyol dan juga Amerika.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartato menyebut pabrik ini merupakan salah satu pabrik yang mendapat fasilitas tax holiday. Artinya, fasilitas tax holiday memang membawa investasi dan diharapkan mendapat devisa dari ekspor.

Menanggapi hal tersebut, Suryandi, Director PT Chandra Asri Petrochemical Tbk
menjelaskan tax holiday membantu dari sisi keuangan karena pajak yang perlu dibayarkan jadi lebih rendah. "Ini beri landasan memadai untuk perusahaan maju lagi," kata Suryandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×