Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merombak posisi direksi dan komisaris di empat perusahaan konstruksi pelat merah dalam waktu berdekatan.
Keempatnya adalah PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Hutama Karya (Persero).
Baca Juga: Perjalanan Budi Harto: Meniti karier di WIKA, jadi bos ADHI dan kini memimpin HK
Adapun PT Waskita Karya Tbk (WIKA) baru akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) pada hari Senin (8/6).
Ada hal yang menarik, posisi direktur utama (dirut) di empat BUMN karya tersebut diduduki oleh mantan petinggi WIKA.
Bukan hanya itu, nilai harta kekayaan para bos BUMN konstruksi itu cukup lumayan.
Berikut ini profil empat dirut baru BUMN karya, berikut nilai harta kekayaan mereka berdasarkan data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari situs elhkpn.kpk.go.id:
1. Destiawan Soewardjono (Dirut Waskita Karya)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) WSKT menunjuk Destiawan Soewardjono sebagai direktur utama menggantikan I Gusti Ngurah Putra.
Destiawan merupakan wajah lama di BUMN karya. Sebelum berlabuh di Waskita, dia sempat menjabat sebagai salah satu direktur di Wika, tepatnya Direktur Operasi III. Dia telah bergabung dengan perusahaan konstruksi itu sejak 1988.
Baca Juga: Dirut baru 4 BUMN Karya, seluruhnya diduduki alumni Wijaya Karya (WIKA)
Berdasarkan data LHKPN 2018, Destiawan memiliki total harta kekayaan senilai Rp 15,53 miliar. Harta kekayaan itu antara lain berupa surat berharga Rp 7,99 miliar, kas dan setara kas Rp 2,62 miliar.
Destiawan juga memiliki enam aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 3,88 miliar di sejumlah lokasi seperti Surabaya, Bekasi dan Jakarta Timur.
Dia memiliki kendaraan senilai total Rp 1,04 miliar, antara lain Toyota Camry tahun 2013 senilai Rp 200 juta, Honda HRV tahun 2015 (Rp 400 juta), serta sepeda motor Yamaha Mio tahun 2017 (Rp 12 juta).
2. Budi Harto (Dirut Hutama Karya)
Kementerian BUMN mengangkat Budi Harto sebagai Dirut PT Hutama Karya (HK) dalam RUPST Tahun Buku 2019. Sebelum di HK, dia menduduki posisi Dirut Adhi Karya.
Pria asal Boyolali ini memulai kariernya di BUMN Karya sejak 1984. Budi Harto banyak menghabiskan kariernya di WIKA.
Posisi tertinggi Budi di WIKA adalah wakil direktur utama yang dia emban pada 2015. Setahun kemudian, Budi ditunjuk memimpin ADHI sebagai direktur utama hingga lengser pada Kamis (4/6) lalu dan kini menjabat Direktur Utama HK.
Baca Juga: Delapan emiten ini segera membagikan dividen, mana yang paling menarik?
Mengutip data LHKPN 2019, Budi memiliki harta kekayaan senilai total Rp 43,44 miliar. Harta kekayaan itu antara lain berupa surat berharga Rp 8,40 miliar, kas dan setara kas Rp 2,38 miliar.
Budi juga memiliki 15 aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 31,37 miliar di sejumlah lokasi seperti Sragen, Jakarta Selatan, Depok, Bekasi, Bogor.
Dia memiliki kendaraan senilai total Rp 1,40 miliar, yakni Toyota Innova tahun 2017 senilai Rp 238,88 juta, Honda Accord tahun 2017 (Rp 625 juta), Honda HRV tahun 2019 (Rp 350 juta) serta Toyota Alphard tahun 2017 (Rp 190 juta).
3. Entus Asnawi Mukhson (Dirut Adhi Karya)
Entus Asnawi Mukhson menghabiskan sebagian besar kariernya di BUMN konstruksi. Kini dia menjabat sebagai Dirut ADHI. Sebelum di posisi sekarang setelah RUPST Tahun Buku 2019, Entus lama bekerja untuk WIKA.
Sebelumnya, dia sempat menjabat sebagai GM Keuangan WIKA 2009-2011, dan Direktur Keuangan PT Wika Beton Tbk, salah satu anak perusahaan WIKA.
Di Adhi Karya, Entus menggantikan Budi Harto yang kini menjadi Dirut Hutama Karya. Entus juga sempat menjabat sebagai Dirut PT Wijaya karya Serang Panimbang periode 2017-2018.
Baca Juga: Gara-gara pandemi virus corona, rencana IPO Adhi Commuter Properti kembali tertunda
Berdasarkan data LHKPN 2019, Entus memiliki harta kekayaan senilai total Rp 27,09 miliar. Harta kekayaan itu antara lain berupa surat berharga Rp 10,28 miliar, kas dan setara kas Rp 2,76 miliar.
Entus juga memiliki 26 aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 12,26 miliar di sejumlah lokasi seperti Pandeglang, Serang, Bogor, Bekasi, Boyolali dan Cilegon.
Dia memiliki kendaraan senilai total Rp 1,38 miliar, antara lain Wrangler tahun 2014 senilai Rp 550 juta, Toyota Yaris tahun 2014 (Rp 110 juta), Toyota Harrier tahun 2010 (Rp 190 juta), Toyota Fortuner tahun 2016 (Rp 360 juta) serta sepeda motor Yamaha Mio tahun 2010 (Rp 3 juta).
Baca Juga: PTPP masih punya utang jatuh tempo sebesar Rp 2,39 triliun sampai akhir tahun
4. Novel Arsyad (Dirut PTPP)
Nama terakhir yang merupakan alumni WIKA di posisi dirut BUMN konstruksi adalah Novel Arsyad. Dia baru saja didapuk sebagai Direktur Utama PT PP Tbk (PTPP). Novel sebelumnya merupakan Direktur SDM WIKA.
Dia sudah bergabung di WIKA sejak tahun 1991 sebagai Staf Seksi Teknik Proyek Bank Pelita Jakarta di divisi bangunan gedung. Kemudian pada 2016 Novel menjadi Direktur Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung.
Berdasarkan situs resmi Wika, Novel pernah mengemban beberapa jabatan penting saat berada di WIKA. Jabatan Novel antara lain Kepala Proyek Solo Paragon, Manager Proyek The Adhiwangsa Residences & Mall Surabaya, Manager Business Development, Divission Manager, dan General Manager Departemen Bangunan Gedung.
Baca Juga: PP Presisi (PPRE) menebar dividen 20% dari laba tahun lalu, ini jadwalnya
Mengacu data LHKPN 2019, Novel memiliki harta kekayaan senilai total Rp 29,65 miliar. Harta kekayaan itu antara lain berupa kas dan setara kas Rp 14,33 miliar, serta surat berharga Rp 3,42 miliar.
Novel juga memiliki delapan aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 10,38 miliar di sejumlah lokasi seperti Jakarta Selatan, Bekasi dan Bandung.
Dia memiliki kendaraan senilai total Rp 2,30 miliar, yakni Mini Cooper tahun 2018 senilai Rp 835 juta, Honda HRV tahun 2017 (Rp 380 juta), Honda Civic tahun 2016 (Rp 480 juta) serta Toyota Camry tahun 2017 (Rp 600 juta).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News