Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kereta api nasional menembus pasar ekspor. PT Industri Kereta Api (INKA) melakukan pengiriman hasil tender yang berjumlah total 250 gerbong kereta penumpang ke Bangladesh.
Pada tahun 2017, INKA memenangkan tender pengadaan kereta penumpang untuk Bangladesh Railway sebanyak 250 gerbong kereta dengan nilai kontrak sebesar US$ 100,89 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Saat peresmian pengiriman ekspor gerbong kereta produksi Indonesia ke Bangladesh, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan INKA menunjukan kemampuan engineering dan produk nasional yang sudah bisa menembus pasar ekspor sekaligus menembus pasar-pasar nontradisional.
Daya saing dan kompetensi membuat INKA yang berkompetisi di negara lain melalui tender tetap bisa memenangi persaingan. Salah satu keunggulan kereta yang diekspor ini adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mencapai 65%. “Kalau engineering dihitung sebagai local content, bisa mencapai 80%, ditambah sinergi dengan bahan baku lokal yang sudah tersedia,” tuturnya dalam keterangan pers, Minggu (20/1).
Airlangga menyampaikan, struktur industri kereta api akan lebih kuat lagi karena terdapat bahan baku yang lengkap di dalam negeri, seperti baja dan stainless steel. Apalagi, kereta api sudah menjadi pelopor sejak Revolusi Industri Pertama.
Terkait TKDN, Kementerian Perindustrian mendorong industri untuk terus meningkatkan TKDN produknya. “Terkait jumlah local content akan terus direvisi. Seperti nilai tambah dari software akan dimasukkan karena berdasarkan roadmap Making Indonesia 4.0, aktivitas industri siklusnya mulai dari perencanaan, bahan baku, manufaktur, sampai ke customer kemudian recycle,” kata Airlangga.
Ekspor kereta produksi PT INKA (Persero) didukung dengan skema National Interest Account dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). “Ditambah lagi, sekarang pemerintah membantu melalui LPEI. Ke depannya, untuk ekspor produk seperti industri strategis harus dipaket dengan pembiayaan,” ungkapnya.
Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro menyampaikan, peluang industri perkeretaapian masih terbuka lebar, misalnya untuk pasar di Asia Selatan dan Afrika. Untuk memenangkan kompetisi dengan perusahaan dari negara lain, pihaknya mengutamakan kualitas produk yang bagus, harga murah, serta pengiriman cepat. “Kereta ini didesain khusus dengan kebutuhan layanan di sana, misalnya muatan diperbanyak dan atap diperkuat,” ujar Budi.
Saat ini, PT INKA juga tengah menyelesaikan pesanan dari dalam negeri, yakni 438 kereta LRT Jabotabek pesanan PT. KAI, rangkaian kereta untuk Filipina, serta menggarap potensi di Srilanka.
Untuk terus meningkatkan produktivitas industri ini, pemerintah memberikan dukungan perluasan pabrik INKA di Banyuwangi, Jawa Timur, dengan total nilai investasi sekitar Rp 1,63 triliun. Perluasan tersebut meliputi pembangunan workshop dan fasilitas senilai Rp 1,34 triliun, serta perencanaan dan pengadaan lahan sebesar Rp 0,29 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News