kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inocycle Technology daur ulang 2 miliar sampah botol plastik sepanjang tahun lalu


Senin, 17 Februari 2020 / 16:30 WIB
Inocycle Technology daur ulang 2 miliar sampah botol plastik sepanjang tahun lalu
ILUSTRASI. Produk Inocycle ? Serat (Fiber) Produsen serat stapel buatan dari sampah botol plastik dan industri bukan tenunan (non-woven) PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) sebagai produsen serat staple buatan/Recycle Polyester Staple Fiber (re-PSF) mencatat telah mendaur ulang lebih dari 2 miliar sampah botol plastik polyethylene terephthalate (PET) dari seluruh Indonesia pada tahun 2019.

Upaya ini turut membantu pengurangan limbah sampah plastik di laut Indonesia. Direktur PT Inocycle Technology Group Tbk Victor Choi mengatakan upaya ini diharapkan dapat membantu target pemerintah untuk mengurangi 70% sampah plastik di laut Indonesia pada 2025.

“Kami senang bisa turut berkontribusi. Bukan hanya berarti bisnis kami terus tumbuh, tetapi kami juga ikut berkontribusi untuk lingkungan Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (17/2).

Baca Juga: Inocycle Technology Group (INOV) amankan pasokan bahan baku sampah botol tahun ini

Menurut Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun 2019, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun.

Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sementara menurut The World Bank di 2018, sebanyak 87 kota di pesisir Indonesia memberikan kontribusi sampah ke laut sekitar 1,27 juta ton, dengan komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton.

“71% Indonesia adalah laut dan sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi cukup signifikan untuk ekspor Indonesia. Jadi sayang sekali kalau laut kita tercemar sampah plastik,” kata Victor.

Victor menjelaskan bahwa bahan baku pembuatan produk re-PSF INOV adalah sampah botol PET. Dia melihat kondisi Indonesia yang tercatat sebagai pemasok sampah plastik terbesar kedua setelah China adalah peluang baik yang bisa dimanfaatkan.

Baca Juga: Inocycle Technology Group (INOV) Memacu Bisnis dari Botol Bekas

Meskipun demikian, Victor berpendapat bahwa waste management di Indonesia masih perlu untuk ditingkatkan. Adapun dari sisi kinerja sendiri INOV memprediksikan penjualan tahun 2019 berada pada kisaran Rp 490 miliar di mana tahun lalu penjualan mencapai Rp 395 miliar.

Tahun ini INOV merencanakan menambah washing facility (fasilitas pengolahan botol PET bekas menjadi flakes/bahan baku re-PSF) di dua lokasi berbeda apabila kondisi ekonomi global membaik.

“Harapannya, kami tetap bisa terus meningkatkan kinerja bisnis seraya ikut berkontribusi kepada penanggulangan sampah di Indonesia,” ujar Victor menutup siaran pers.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×