kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

INSA Akui Tarif Jasa Angkutan Kapal di Level Internasional Sudah Turun


Minggu, 18 September 2022 / 18:31 WIB
INSA Akui Tarif Jasa Angkutan Kapal di Level Internasional Sudah Turun
ILUSTRASI. Tarif jasa angkutan kapal berangsur turun


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesian National Shipowners Association (INSA) menyebut bahwa fright rate atau tarif jasa angkutan kapal untuk pelayaran internasional sudah berangsur-angsur mengalami penurunan.

Carmelia Hartoto, Ketua DPP INSA menyampaikan, seiring berakhirnya lockdown di berbagai pelabuhan utama dunia, maka arus barang dan kapal sudah kembali mencapai titik keseimbangan permintaan dan suplai. Ketersediaan kontainer pun kini sudah mencukupi kebutuhan yang ada.

“Alhasil, freight rate internasional sudah banyak yang turun,” imbuh dia, Minggu (18/9).

Dia memberi contoh, freight rate dari kawasan Asia ke Amerika Serikat saat ini berada di kisaran US$ 3.000-US$ 5.000. Padahal, ketika pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya, freight rate untuk rute serupa bisa mencapai kisaran US$ 9.000-US$ 11.000.

Baca Juga: Samudera Indonesia (SMDR) dan Sillomaritime (SHIP) Rajin Tambah Kapal Baru di 2022

Walau demikian, ia menekankan bahwa penurunan freight rate tersebut berlaku untuk pelayaran internasional dan tidak berpengaruh untuk pelayaran dalam negeri. Sebab, tidak ada peristiwa lockdown di Indonesia yang menyebabkan pelabuhan tutup, sekalipun kondisi ekonomi nasional sempat melemah di masa awal pandemi.

Direktur Utama PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) Bani Maulana Mulia menambahkan, untuk kategori harga spot, saat ini fright rate kapal memang sudah turun dari titik puncaknya. Hanya saja, penurunan tersebut belum sampai ke level sebelum masa pandemi Covid-19 terjadi.

SMDR sendiri masih mengimplementasikan freight rate yang tinggi, sehingga perusahaan ini yakin pendapatan di tahun 2022 akan sesuai dengan proyeksi yang ditetapkan yakni sebesar US$ 1 miliar.

“Kami memakai contract rate, bukan spot rate. Artinya kontrak-kontrak yang kami pegang masih memakai freight rate yang tinggi,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×