Reporter: Leni Wandira | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA.VinFast Indonesia telah menyiapkan langkah ansitipasi terkait tidak berlakunya insentif untuk impor mobil listrik utuh (completely built-up/CBU) mulai Januari 2026. Kebijakan ini membuat pabrikan kendaraan listrik harus mempercepat strategi lokalisasi produksi agar tetap kompetitif di pasar Indonesia.
Hal ini dilakukannya dengan membangunan fasilitas perakitan di Subang, Jawa Barat. Pabrik ini ditargetkan mencapai SOP teknis pada akhir 2025.
“Kami terus mencatat progres signifikan pada fasilitas Subang, yang sesuai target untuk mencapai SOP teknis pada akhir 2025,” kata Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia, kepada KONTAN, Jumat (19/9/2025).
Baca Juga: VinFast Targetkan Bangun 500 Bengkel di Tengah Persaingan EV di Tanah Air
Menurutnya upaya ini juga selaras dengan strategi kami untuk melakukan lokalisasi produksi dan mengurangi ketergantungan pada impor
Sebagai pendukung, VinFast pada April 2025 menandatangani perjanjian pinjaman sindikasi jangka panjang dengan Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bank Maybank Indonesia Tbk (Maybank) senilai Rp 1,85 triliun (US$110 juta), ditambah rencana ekstensi US$80 juta.
Dana tersebut akan menopang pembangunan pabrik sekaligus memperkuat fondasi investasi jangka panjang.
Kariyanto menambahkan, berakhirnya insentif CBU justru menjadi momentum bagi VinFast untuk mempercepat transisi ke produksi Completely Knocked Down (CKD).
"Dengan lokalisasi manufaktur, kami dapat mengoptimalkan biaya, memastikan kepatuhan terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), serta tetap kompetitif terhadap pemain mapan di pasar,” jelasnya.
Baca Juga: Harga BYD-Aion-Vinfast-Geely-GWM Ora-Xpeng September 2025 Sebelum Insentif Berakhir
Dari sisi harga, VinFast optimistis bisa menjaga keterjangkauan produk setelah produksi lokal berjalan. Menurut Kariyanto, lokalisasi akan mendukung pasokan stabil, efisiensi biaya, serta daya saing harga meski tanpa insentif CBU.
Dalam membangun brand awareness, VinFast mengandalkan rekam jejaknya sebagai produsen EV terbesar di Vietnam dalam 10 bulan terakhir.
“Diferensiasi kami terletak pada lini produk yang terjangkau, mulai mini EV perkotaan hingga SUV keluarga, serta pendekatan ekosistem holistik yang mencakup kendaraan, infrastruktur pengisian daya, pembiayaan, hingga layanan purna jual,” paparnya.
Ia menegaskan, komitmen VinFast tidak hanya soal produk, melainkan juga penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan penguatan ekosistem EV di Indonesia. Dengan strategi tersebut, VinFast berharap permintaan tetap tumbuh seiring kesiapan pabrik Subang menyerap produksi mulai tahun depan.
Selanjutnya: MU vs Chelsea: Laga Hidup Mati Ruben Amorim di Old Trafford
Menarik Dibaca: Cara Top Up PUBG Mobile Paling Praktis 2025, Pilih Metode yang Aman dan Cepat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News