Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan tidak akan lagi memperpanjang insentif impor mobil listrik completely built up (CBU) mulai Januari 2026. Kebijakan ini berpotensi membuat harga mobil listrik impor lebih mahal karena kehilangan fasilitas keringanan bea masuk hingga PPnBM.
Namun, keputusan tersebut justru dianggap positif oleh GAC Aion. Pasalnya, seluruh lini produk yang dipasarkan Aion di Indonesia kini sudah dirakit lokal di pabrik Cikampek, Jawa Barat.
CEO Aion Indonesia, Andry Ciu, menilai penghapusan insentif CBU membuat kompetisi dengan produk impor berkurang.
"Mestinya ini berita baik buat kami, karena semua produk Aion saat ini sudah bukan CBU lagi. Semua dirakit di Cikampek,” ujarnya di Jakarta, Kamis (18/9).
Baca Juga: Deretan Mobil Listrik yang akan Naik Harga Jika Insentif Pajak Dihentikan Tahun 2026
Saat ini, Aion merakit beberapa model andalan secara lokal, termasuk Aion Y Plus dan SUV listrik Aion UT. Menurut Andry, hal ini sejalan dengan strategi perusahaan yang sejak awal mempercepat investasi di Indonesia melalui kerja sama dengan Indomobil Group.
“Kami genjot pembangunan pabrik agar siap Mei dan mulai beroperasi Juni kemarin,” jelasnya.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebelumnya menyatakan insentif impor mobil listrik CBU akan dihentikan mulai akhir 2025. Selanjutnya, mulai 2026, produsen wajib memproduksi kendaraan listrik secara domestik sesuai aturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan.
Sebelum ini pemerintah memberikan insentif untuk import CBU mobil listrik. Insentif inilah yang akan berakhir hingga akhir Desember 2025. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Setia Diarta turut memastikan insentif CBU impor untuk mobil listrik dengan skema investasi tak akan dilanjutkan lagi oleh pemerintah pada tahun 2026 depan.
Insentif tersebut selama ini berupa keringanan bea masuk dan keringanan PPnBM dan PPN. Insentif tersebut diberikan kepada para produsen mobil listrik impor CBU dengan syarat bahwa para produsen mobil listrik impor CBU tersebut harus melakukan proses produksi di Indonesia.
Komposisi produksinya 1:1. Artinya mereka harus memproduksi mobil di Indonesia dengan jumlah yang sama dengan jumlah mobil lsitrik impor CBU yang mereka masukkan ke Indonesia sebelumnya (seperti ketika mendapatkan insentif).
Bagi GAC Aion, langkah ini menegaskan keunggulan mereka dibanding merek lain yang masih mengandalkan impor. “Kompetisi sudah tidak ada lagi dengan produk CBU. Justru kami diuntungkan karena sejak awal sudah mengikuti kemauan pemerintah untuk mempercepat investasi,” kata Andry.
Baca Juga: Insentif Mobil Listrik Disetop 2026, Cek Harga BYD Atto Dolphin M6 Denza Sebelum Naik
Selanjutnya: Liga Champions: Renovasi Camp Nou Bikin Barca vs PSG Pindah Kandang
Menarik Dibaca: 3 Zodiak Merugi dalam Keuangan & Karier, Simak Ramalan Besok Sabtu 20 September 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News