Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saraswanti Anugerah Makmur Tbk (SAMF) mengusung target moderat sebagai acuan kinerja bisnis pada tahun 2026. Emiten yang bergerak di industri pupuk non subsidi ini mengejar pertumbuhan penjualan sekitar 7% - 8% dibandingkan capaian tahun ini.
Direktur Utama Saraswanti Anugerah Makmur, Yahya Taufik mengatakan target moderat tersebut mempertimbangkan asumsi makro ekonomi nasional pada tahun depan. Yahya memandang postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2026 menunjukkan asumsi makro yang cukup optimistis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%.
Pemerintah juga menargetkan nilai tukar rupiah akan terjaga pada kisaran Rp 16.500 per dolar Amerika Serikat, serta pengendalian inflasi pada level 2,5%. Asumsi makro tersebut bisa membuka peluang pertumbuhan bagi sektor industri, termasuk dari sisi pemenuhan produk pupuk non subsidi dengan kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium (NPK).
Hanya saja, Yahya memberikan catatan bahwa laju pertumbuhan kinerja SAMF tetap akan bergantung pada permintaan dari sektor perkebunan kelapa sawit sebagai pasar utama. "Perseroan optimis untuk mencapai target yang optimal mendekati pertumbuhan moderat 7%-8% untuk sektor penjualan jika permintaan pertanian seperti kelapa sawit tetap kuat," kata Yahya kepada Kontan.co.id, Minggu (21/12/2025).
Baca Juga: Serapan Pupuk Subsidi Melonjak Setelah Penurunan HET
Di samping dari perkebunan kelapa sawit, SAMF juga melirik peluang peningkatan permintaan industri pupuk nasional seiring dengan proyek infrastruktur pemerintah. Yahya lantas menegaskan kesiapan SAMF untuk menghadapi tantangan yang membayangi industri pada tahun depan, terutama dari sisi persaingan ketat di pasar pupuk dengan risiko pasokan internasional.
"Gap besar kebutuhan NPK non subsidi domestik yang belum terakomodir sepenuhnya, prospek permintaan tinggi dari sektor pertanian seperti kelapa sawit, dan potensi margin lebih baik via harga bahan baku kompetitif masih menjadi peluang. Perseroan optimis menghadapi tantangan yang ada," ungkap Yahya.
Kinerja SAMF Menyusut pada 2025
Pada kuartal IV-2025 ini, SAMF tengah mempersiapkan landasan untuk menyambut tahun 2026. Secara bersamaan, SAMF juga ingin mengungkit kembali kinerja bisnis dan keuangan pada periode akhir tahun 2025.
SAMF menggelar strategi dengan fokus memperkuat distribusi domestik, negosiasi harga bahan baku yang kompetitif, serta jaminan pasokan melalui kerja sama internasional untuk mendorong volume penjualan pada akhir tahun.
"Selain itu, penekanan pada efisiensi operasional dan riset produk premium kelapa sawit menjadi prioritas akhir tahun Perseroan," ungkap Yahya.
Adapun, performa penjualan dan laba SAMF hingga kuartal III-2025 mengalami penurunan dengan level dobel digit. Penjualan SAMF menyusut 20,21% secara tahunan atau year on year (yoy) dari Rp 3,66 triliun menjadi Rp 2,92 triliun.
Sejalan dengan itu, laba bersih SAMF hingga September 2025 merosot 37,53% (yoy) menjadi Rp 187,82 miliar. Sebagai perbandingan, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk SAMF pada periode yang sama tahun lalu mampu menembus Rp 300,69 miliar.
Yahya mengungkapkan bahwa penurunan kinerja SAMF dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Terutama karena dampak dari dinamika kondisi perekonomian global dan nasional yang terjadi selama semester I-2025.
Baca Juga: Pupuk Indonesia dan Petronas Chemicals Perkuat Kerja Sama Strategis
Dari aspek global, Yahya menyoroti tensi perang dagang yang cukup tinggi membuat banyak pelaku usaha di dunia berada dalam posisi wait and see. Di tengah situasi itu, fluktuasi nilai tukar juga sangat volatile. Pada sisi yang lain, tren harga bahan baku mengalami normalisasi seiring meredanya konflik militer antara Rusia - Ukraina.
Sementara dari faktor nasional, Yahya menyoroti masa transisi pemerintahan baru yang masih dalam fase penataan ulang dan penyelarasan kebijakan. "Faktor-faktor di atas berpengaruh pada penurunan dan mengarah pada normalisasi harga bahan baku pupuk. Juga, terjadi demand pupuk dari perusahaan-perusahaan perkebunan yang mengalami kontraksi," kata Yahya.
Mempertimbangkan situasi global yang masih dinamis, salah satu fokus SAMF saat ini adalah mengamankan bahan baku dengan memperhatikan jendela pemesanan berdasarkan target produksi. "Perseroan menjaga komitmen kepada pemasok dengan memberikan kerjasama yang optimal," tandas Yahya.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Mulai Pembangunan Pabrik Soda Ash Pertama Indonesia
Selanjutnya: Konflik Thailand-Kamboja Memanas, Thailand Bom Jembatan dan Kasino di Kamboja
Menarik Dibaca: Dana Transaksi Tidak Sesuai? Ini Cara Mudah Atur Selisih Pencairan Dana Merchant
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













