Reporter: Agung Hidayat | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI) menyadari bahwa pandemi kali ini menyebabkan perlambatan ekonomi. Perusahaan keramik ini menerapkan langkah efisiensi di lini produksi keramik dan menggenjot lini bisnis hotel.
”Saat ini kami tengah mencari alternatif untuk mempertahankan operasional perusahaan,” ujar Winda Yohana, Head of Corporate Secretary IKAI kepada Kontan.co.id, Selasa (5/5). Intikeramik tetap menjalankan pabrik keramik dengan kapasitas 1,2 juta meter persegi per tahun karena sistem operasi sudah full otomatis.
Hanya saja IKAI tak bisa hanya bertopang pada bisnis keramik saja. Pada tahun 2019, penjualan segmen ini baru mencapai Rp 3,36 miliar atau sekitar 4% dari total pendapatan.
Baca Juga: Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) Memaksimalkan Bisnis Perhotelan
Intikeramik pun meremajakan mesin produksi untuk memaksimalkan kapasitas. Oleh karena itu, Winda berharap perusahaan dapat mengejar pendapatan lewat perhotelan.
Apalagi anak usahanya yang mengelola Hotel Swiss-Bellin di Medan menawarkan paket isolasi diri di tengah pandemi ini. ”Sejauh ini paket tersebut mendapatkan tanggapan positif dari pasar,” ungkap Winda.
Segmen bisnis hotel tampil sebagai kontributor utama pendapatan IKAI sebanyak 96% atau senilai Rp 81,16 miliar. Pendapatan hotel ini melesat lebih dari 12 kali lipat dibandingkan perolehan tahun sebelumnya Rp 6,7 miliar.
IKAI tak bicara target secara spesifik. Tapi Winda bilang usai pandemi ini pihaknya akan memanfaatkan masa liburan sekolah untuk mendorong bisnis perhotelan. Tahun lalu, tingkat okupansi jaringan hotel IKAI rata-rata sekitar 70%.
Baca Juga: Intikeramik Alamasri Industri (IKAI) akui paket isolasi diri dapat respon positif
Sedangkan untuk segmen bisnis keramik, IKAI akan meningkatkan distribusi setelah wabah mereda sembari meningkatkan kemampuan produksi. Perusahaan beraset Rp 1,36 triliun ini memiliki kapasitas produksi maksimal 6,2 juta meter persegi per tahun.
Sepanjang tahun lalu, IKAI meraup penjualan bersih sebesar Rp 84,5 miliar, melonjak tinggi sebesar 650% year on year. Namun IKAI membukukan rugi bersih Rp 71,72 miliar, akibat ekspansi perhotelan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News