kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Intiland masih harus menahan diri


Senin, 29 Mei 2017 / 10:18 WIB
Intiland masih harus menahan diri


Reporter: Siti Maghfirah | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Daripada merilis proyek tapi penjualan seret, PT Intiland Development Tbk memilih menahan diri. Mereka akan menjajakan proyek baru jika kondisi pasar mendukung.

Mengenai definisi dan kriteria pasar yang mendukung, hanya Intiland Development yang tahu. "Kami masih menunggu momentum yang pas dan membaiknya kondisi pasar properti," ujar Theresia Sutandi, Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk, saat dihubungi KONTAN, Minggu (28/5).

Sedianya, Intiland Development akan menjajakan dua proyek di Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur. Keduanya bisa mendatangkan pendapatan prapenjualan atawa marketing sales cukup besar. Namun, mereka belum mau membeberkan detail proyek anyar yang dimaksud.

Menurut catatan pemberitaan Harian KONTAN pada 27 Februari 2017, Intiland Development menyiapkan proyek properti terpadu di Kebon Melati, Jakarta Pusat danĀ  Darmo Harapan, Surabaya. Kala itu Archied Noto Pradono, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk, mengatakan, target marketing sales keduanya Rp 747 miliar atau 32,48% dari total target Rp 2,3 triliun tahun ini.

Pada tahap pertama, Intiland Development akan memasarkan masing-masing satu menara apartemen di kedua proyek. Target marketing sales menara apartemen di Surabaya yang bernama Tierra, sebesar Rp 227 miliar. Sementara target marketing sales menara apartemen di Kebon Melati yakni Rp 520 miliar.

Proyek stok

Hingga Mei 2017 ini, Intiland Development menilai pasar properti masih berat. Sebab konsumen masih cenderung menahan belanja dan investasi di sektor properti. "Kondisi seperti ini memaksa kami tidak melakukan ekspansi lagi dan fokus untuk memasarkan produk inventory," kata Theresia.

Keluhan Intiland Developmnet terkonfirmasi dalam kinerjanya di kuartal I-2017. Pendapatan perusahaan berkode saham DILD di Bursa Efek Indonesia ini turun 32,28% menjadi Rp 398,66 miliar. Tak cuma itu, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih, menyusut lebih dari lima kali lipat. (Lihat infografis)

Saat ini, Intiland Development memiliki sekitar 25 proyek inventory atau stok yang masih dikembangkan. Proyek tersebut meliputi mixed use, gedung bertingkat, kawasan perumahan, kawasan industri dan properti lain.

Intiland Development mengalokasikan dana belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp 2 triliun tahun ini. Sumber dana capex dari marketing sales, kas internal dan pinjaman perbankan.

Dari Januari hingga April 2017, Intiland Development mengantongi marketing sales sekitar Rp 705 miliar. Sebanyak Rp 319 miliar adalah pendapatan prapenjualan sepanjang kuartal I-2017.

Lantas, Rp 386 miliar marketing sales selebihnya berasal dari penjualan 2,3 hektare (ha) lahan industri di Ngoro Industrial Park, Surabaya pada April 2017. Pembeli lahan adalah PT Toyota Astra Motor.

Sementara kas setara kas alias dana lancar Intiland Development hingga 31 Maret 2017 tercatat Rp 639,89 miliar. Jumlah kas internal itu bertambah Rp 166,55 miliar dari catatan akhir tahun 2016 yakni Rp 473,34 miliar.

Adapun sumber pendanaan perbankan yang Intiland Development dapatkan tahun ini yaitu dari Bank MNC senilai Rp 200 miliar. Menurut catatan KONTAN, utang itu untuk membiayai tiga proyek. Dua berada di Jakarta, yakni Serena Hills dan 1Park Avenue. Satu proyek lagi bernama Aeropolis terletak di Tangerang, Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×