kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dolar naik, Intiland kaji lagi harga produknya


Senin, 22 Desember 2014 / 20:07 WIB
Dolar naik, Intiland kaji lagi harga produknya
ILUSTRASI. ktifitas bongkar muat peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/6/2023). Jika Rusia-Ukraina Berdamai, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diproyeksi Capai 5,7%.


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah membuat pelaku bisnis properti dan konstruksi harus berhitung ulang. Seperti yang dilakukan oleh PT Intiland Development Tbk.

Theresia Rustandi Sekretaris Perusahaan Intiland menuturkan, kenaikan nilai tukar dolar memang memiliki dampak karena adanya eskalasi biaya konstruksi. Namun demikian, pihak Intiland meyakini nilai kenaikan dolar terhadap rupiah saat ini masih bisa diterima konsumen.

"Kami masih mengkaji lebih detail besaran pengaruh kenaikan dolar terhadap keseluruhan biaya. Tentu jika ada kenaikan yang signifikan, kami perlu menyesuaikan harga jual dan harga sewanya. Namun demikian saat ini masih belum final dan dalam proses perhitungan," ujarnya, Senin (22/12).

Saat ini beberapa produk yang dijajakan Intiland belum mengalami kenaikan. Misalnya menara South Quarter yang berlokasi di TB Simatupang, Jakarta Selatan masih dipasarkan Rp 36 juta per meter persegi. Sedangkan untuk tarif penyewaan ruang kantor mencapai US$ 25 meter persegi per bulan.

Theresia mengklaim pihaknya saat ini telah berhasil menjual 90% tower A dalam proyek South Quarter tersebut. Sementara itu, untuk Tower B masih dalam proses pembangunan.

Ke depannya, Theresia masih optimis melihat prospek pengembangan proyek perkantoran yang masih cukup prospektif pada tahun depan, baik untuk dijual ataupun untuk disewakan. Apalagi tren kebutuhan ruang kantor semakin tinggi terutama dengan adanya MEA 2015.  Di sisi lain, suplai ruang kantor saat ini dirasa masih kurang.

Maka tidak heran jika pertumbuhan gedung perkantoran yang terjadi sejak dua tahun terakhir cukup banyak khususnya  di koridor Jl TB Simatupang yang telah menjadi CBD baru di Jakarta. "Hal ini menjadi indikasi kebutuhan ruang perkantoran tahun depan cukup menjanjikan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×