Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Aman Agrindo Tbk (GULA) memasang target optimistis tahun ini. Dari sisi pendapatan, GULA menargetkan pendapatan naik di kisaran 30% sampai 40%, dengan catatan pabrik anyar GULA belum rampung dikerjakan.
Namun, jika pembangunan pabrik GULA sudah selesai, maka target pendapatan Aman Agrindo bisa dikerek naik lagi menjadi di kisaran 50%-60%.
Direktur Utama Aman Agrindo Andreas Utomo mengatakan, GULA sedang mempercepat proses penyelesaian pabrik gula yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian untuk segera bisa masuk ke tahap produksi. Untuk tahap percepatan penyelesaian pembangunan pabrik baru ini, GULA mengucurkan tambahan dana Rp 1,83 miliar.
Pabrik baru ini ditargetkan akan selesai di kuartal ketiga 2023. “Jika pabrik ini sudah jadi, pasti akan terus meningkatkan kapasitas produksi GULA. Untuk kapasitasnya, pabrik baru ini akan memproduksi 500 ton per hari,” kata Andreas, Selasa (14/3).
Baca Juga: Aman Agrindo (GULA) Menyiapkan Capex Hingga Rp 50 Miliar di Tahun 2023
Selain membangun pabrik baru, GULA juga mendapatkan tawaran untuk melakukan akuisisi pabrik gula eksisting yang kapasitas produksinya mencapai 700 ton per hari. Saat ini proses tawaran tersebut, kata Andreas masih dalam tahap diskusi dan penjajakan.
Jika peluang penjajakan sebagai tahap awal ini berjalan lancar, Andreas bilang ini akan meningkatkan kapasitas produksi GULA guna menunjang kebutuhan dalam negeri.
GULA saat ini juga sedang menjalankan tahap komunikasi kerja sama dengan beberapa badan usaha milik daerah (BUMD) yang bergerak di bidang pangan untuk melakukan perbaikan packing gula dan suplai atau pemasaran ke modern outlets dan BUMD lainnya.
Andreas menambahkan, GULA sangat mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi kebutuhan gula yang cukup tinggi. Terlebih lagi, gula merupakan bahan pangan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat dan industri.
Menurut Andreas, stok gula Aman Agrindo untuk untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan sudah mencukupi. GULA terus mencoba untuk meningkatkan kapasitas produksinya karena beberapa bulan ke depan diperkirakan supply and demand gula pasti akan naik saat puasa dan menjelang perayaan Idul Fitri.
GULA juga terus mencoba memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk. Salah satunya melalui packing kemasan yang selalu mengutamakan higienitas dan tertutup rapat dengan seal agar kualitasnya terjaga dan tidak rusak selama proses pengiriman berlangsung.
Terkait belanja modal alias capital expecditure (capex), sampai akhir 2022, GULA telah menggunakan sebesar Rp 28,67 miliar dari dana yang berhasil didapatkan dari initial public offering (IPO) sebesar Rp 50,34 miliar.
Sisa dana hasil IPO sebesar Rp 21,66 miliar akan mengalir untuk keperluan modal kerja lainnya berupa pembelian mesin baru, akuisisi pabrik dan kerja sama pembangunan fasilitas penunjang lainnya dengan pihak ketiga.
Realisasi ini naik dari rencana awal berdasarkan RUPST tahun buku 2021 senilai Rp 10,06 miliar. Menurut Andreas, anggaran belanja modal masih akan sesuai dengan koridor yang dicanangkan dengan anggaran yang didapat saat IPO yakni kisaran Rp 40 miliar-Rp 50 miliar. Namun, jika pabrik baru rampung Andreas mengatakan capex juga akan bertambah.
Seperti diketahui, GULA melantai pada 3 Agustus tahun lalu dan memperoleh dana IPO bersih mencapai Rp 50,34 miliar. Dari total dana tersebut, GULA telah menggunakan sebesar Rp 28,67 miliar dan sisanya sebesar Rp 21,66 miliar.
Hingga kuartal III-2022, GULA mencetak laba bersih periode berjalan sebesar Rp 1,58 miliar. Sementara itu, penjualan GULA mencapai Rp 132,16 miliar di periode yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News