Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Intraco Penta Tbk (INTA) mencatat perbaikan kinerja dalam periode sembilan bulan pertama 2025. INTA meraup pendapatan usaha sebesar Rp 739,16 miliar atau tumbuh 11,86% secara tahunan (year on year/YoY).
Sebagai perbandingan, INTA mencetak pendapatan usaha Rp 660,75 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Merujuk laporan keuangan yang rilis di Bursa Efek Indonesia, mayoritas pendapatan INTA bersumber dari penjualan alat berat dan suku cadang sebesar Rp 573,87 miliar.
Jumlah itu setara dengan 77,63% dari pendapatan usaha INTA hingga kuartal III-2025. Hanya saja, penjualan alat berat dan suku cadang INTA sedang menyusut 7,52% (yoy).
Baca Juga: Perikanan Indonesia teken Kerja Sama dengan Shandong Xinfa Holding
Jika dirinci, penjualan alat-alat berat INTA turun 4,72% (yoy) dari Rp 371,14 miliar menjadi Rp 353,61 miliar. Sementara penjualan suku cadang merosot 11,70% (yoy) dari Rp 249,46 miliar menjadi Rp 220,25 miliar.
Meski segmen bisnis utama merosot, tapi ada kenaikan cukup signifikan dari segmen bisnis jasa INTA yang melonjak 315,63% (yoy) dari Rp 40,04 miliar menjadi Rp 166,42 miliar. Terjadi lonjakan signifikan pada jasa persewaan INTA sebanyak 4.836,79% (yoy) dari Rp 3,18 miliar menjadi Rp 156,99 miliar.
Lonjakan pendapatan dari jasa persewaan itu menutupi penurunan di segmen jasa perbaikan yang menyusut 74,40% (yoy) dari Rp 36,85 miliar menjadi Rp 9,43 miliar. Selain itu, INTA membukukan pendapatan Rp 62 juta dari segmen lain-lain, serta berbalik menanggung rugi Rp 1,19 miliar pada segmen manufaktur.
Sejalan dengan pertumbuhan pendapatan, beban pokok pendapatan INTA terdongkrak 14,77% (yoy) menjadi Rp 589,18 miliar. Hasil ini mengerek laba kotor INTA yang naik 1,74% (yoy) dari Rp 147,40 miliar menjadi Rp 149,97 miliar hingga September 2025.
Pada periode yang sama, INTA memangkas sejumlah pos beban. Beban penjualan menyusut 20,26% (yoy) jadi Rp 48,05 miliar. Sementara beban umum dan administrasi merosot INTA 13,86% (yoy) menjadi Rp 62,98 miliar.
Hasil tersebut memangkas kerugian INTA. Rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepade pemilik entitas induk INTA turun 31,48% (yoy) dari Rp 72,49 miliar menjadi Rp 49,67 miliar hingga September 2025.
Sampai dengan 30 September 2025, INTA memiliki total aset senilai Rp 2,40 triliun. Total liabilitas INTA tercatat sebesar Rp 4,50 triliun dengan jumlah defisiensi modal senilai Rp 2,10 triliun. Sementara kas dan setara kas INTA pada akhir periode tercatat sebesar Rp 49,91 miliar.
Selanjutnya: Penting Memilih Lembaga Gadai Berizin, Ini Alasannya
Menarik Dibaca: Harga Emas Semakin Turun di tengah Sinyal Kemajuan Kesepakatan AS-China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













