Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Intrepid Mines Limited berharap masalah hukum dengan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) di proyek tambang emas Tumpang Pitu, di Banyuwangi, Jawa Timur, yakni PT Indo Multi Niaga, cepat selesai. Sebab pihaknya telah menyiapkan dana US$ 200 juta untuk melakukan produksi emas.
Sebelumnya, pada Oktober 2012, pemilik Intrepid Mines Limited, Bradley Austin Gordon telah melaporkan Direktur Utama PT Indo Multi Niaga, Andreas Reza Nazaruddin dan Maya Miranda Mayasari ke Bareskrim Polri karena telah menggelapkan duit Intrepid sebesar US$ 102 juta, kurang lebih senilai Rp 1 triliun.
Untuk kegiatan eksplorasi di Tumpang Pitu ini, sejak 2007 Intrepid telah mengeluarkan dana sebesar US$ 102 juta. Dengan harapan uang tersebut bisa dikonversi sebagai kepemilikan di tambang Tumpang Pitu sebesar 80%.
Namun, Intrepid kini masgul lantaran IMN justru mengalihkan hak kepemilikan perusahaan tambang asal Australia itu pihak lain, yakni PT Cinta Kasih Abadi, PT Selaras Karya Indonesia, Andreas Tjahjadi serta Rahmad Deswandy.
Tony Wenas, Executive General Manager Intrepid-Indonesia mengungkapkan, seandainya kerjasama dengan IMN lancar-lancar saja, tambang emas tersebut akan mulai konstruksi pada semester II 2013 dan bisa berproduksi di akhir 2014 atau awal 2015.
"Di kas kami ada US$ 100 juta. Sedangkan proyek ini perlu US$ 200 juta. Namun bagi kami, mudah untuk fund raising sisanya," kata Tony saat bertandang ke KONTAN, Rabu (12/12) kemarin.
Kalau sesuai rencana, pada tahun pertama produksi, Intrepid mampu menggali emas hingga 150.000 troy once emas per tahun. "Kami perkirakan cadangan emas di tambang terbuka dan bawah tanah bisa ditambang sampai 40 tahun," kata Tony.
Seperti diketahui, tambang Tumpang Pitu mencakup wilayah seluas 11.621 hektare. Wilayah pertambangan ini disebut-sebut mempunyai deposit terbesar di dunia. Endapan porphyry mengandung cadangan sekitar 6,8 miliar kilogram tembaga dan 25 juta ons troi emas.
Selain itu, sesuai ketentuan pemerintah, Intrepid juga siap membangun smelter di Tanah Air. Tentu saja, bila proyek-proyek smelter yang saat ini sudah di meja pemerintah tidak berjalan. "Kan, sampai sekarang dari semua rencana pembangunan smelter belum ada yang grounbreaking," ujarnya.
Namun demikian, agar semua rencana penambangan emas ini bisa berjalan lancar, Tony berharap, para pihak yang bersengketa di kasus ini bisa segera duduk bersama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News