kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.754.000   -4.000   -0,23%
  • USD/IDR 16.870   -305,00   -1,84%
  • IDX 5.996   -514,48   -7,90%
  • KOMPAS100 847   -82,06   -8,83%
  • LQ45 668   -66,74   -9,09%
  • ISSI 186   -15,12   -7,51%
  • IDX30 353   -34,16   -8,83%
  • IDXHIDIV20 427   -41,35   -8,83%
  • IDX80 96   -9,67   -9,17%
  • IDXV30 102   -9,19   -8,28%
  • IDXQ30 116   -10,74   -8,46%

Investasi baru di industri baja capai US$ 700 juta


Rabu, 07 Mei 2014 / 08:50 WIB
Investasi baru di industri baja capai US$ 700 juta
ILUSTRASI. 5 Jenis Makanan yang Baik Buat Diabetes dan Aturan Mengonsumsinya


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Fitri Arifenie

JAKARTA. Kapasitas produksi baja terus bertambah. Di semester pertama tahun ini, terdapat dua perusahaan akan melakukan ground breaking pembangunan pabrik baja. Adapun nilai total investasi untuk dua proyek ini mencapai US$ 700 juta.

Sebelumnya, PT Gunung Gahapi Nisco Indonesia sudah melakukan ground breaking lebih dahulu di bulan April 2014. Menyusul di akhir bulan ini, PT Resteel Industry Indonesia juga siap mengucurkan dana sebesar US$ 500 juta untuk membangun fasilitas produksi di Indonesia.

Pabrik ini ditargetkan bisa beroperasi mulai 2015. "Diharapkan dalam waktu enam bulan ke depan, pembangunan pabrik sudah selesai," ujar Harjanto, Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementrian Perindustrian (Kemperin), Selasa (6/5).

PT Resteel Industry Indonesia merupakan perusahaan patungan antara Trinusa Group dengan perusahaan asal China, PT Shanxi Haixin. Adapun 80% kepemilikan saham dimiliki oleh Shanzi Haixin, sisanya dimiliki oleh Trinusa.

Pabrik yang akan dibangun di Batam memiliki 10 lini produksi. Adapun satu lini produksi berkapasitas sebesar 30.000 ton besi baja. Setiap lini diperkirakan menelan dana investasi sekitar US$ 50 juta.

Menurut Herjanto, Resteel Industry juga akan memproduksi besi baja khusus yang memiliki nilai tambah lima kali lipat dari baja besi biasa. Sebagai gambaran, untuk baja besi biasa, harga jualnya US$ 600 - US$ 700 per ton, sementara besi baja khusus dijual mulai dari US$ 3.000 per ton.

Dari data Kemperin, tahun 2013 lalu, jumlah investasi baru di sektor baja mencapai US$ 4,6 miliar dan Rp 588 miliar. Beberapa perusahaan ekspansi, di antaranya PT Indoferro, PT Meratus Jaya Iron and Steel, dan PT Delta Prima yang sudah beroperasi. Sisanya yang beroperasi di 2015 adalah PT Krakatau Posco, PT Batulicin Steel, PT Jogja Magasa Iron, PT Krakatau Steel.

Ketujuh perusahaan itu akan menambah kapasitas produksi nasional sebesar 6,17 juta ton. Produk yang diproduksi adalah billet, sponge iron, pig iron, billet, hot metal, slab, dan plate.

Sepanjang kuartal pertama tahun ini, Harjanto bilang, produksi besi baja mencapai 1,5 juta ton atau 25% dari produksi nasional. Kendati demikian, produksi tersebut belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri mencapai 12 juta ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×