kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Hilirisasi Migas Ditargetkan Capai US$ 68,1 Miliar hingga Tahun 2040


Minggu, 24 September 2023 / 06:55 WIB
Investasi Hilirisasi Migas Ditargetkan Capai US$ 68,1 Miliar hingga Tahun 2040


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BADUNG. Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan rencana pemerintah menggeber hilirisasi pada minyak dan gas (migas). Ia berujar, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memberikan arahan untuk menghilirisasi sumur-sumur minyak dan gas dalam rapat terbatas (ratas).

Rencana hilirisasi migas ini sudah masuk dalam Peta Jalan Hilirisasi Investasi Strategis. Hitungan Kementerian Investasi/BKPM, kebutuhan investasi untuk membiayai hilirisasi migas berjumlah US$ 68,1 miliar hingga 2040 nanti.

Selain sektor migas, pemerintah juga telah menyiapkan rencana hilirisasi terhadap 7 sektor prioritas lainnya hingga tahun 2040 mendatang, yaitu sektor mineral dan batubara (minerba) dengan estimasi kebutuhan investasi US$ 431,8 miliar, serta sektor perkebunan, kelautan, perikanan, dan kehutanan dengan estimasi kebutuhan investasi US$ 45,4 miliar.

Secara total, kebutuhan investasi untuk hilirisasi kedelapan sektor prioritas ini mencapai US$ 545,3 miliar hingga 2040 mendatang.

Baca Juga: Atasi Polusi Udara, Cikarang Listrindo Bekerja Sama dengan Pemerintah

“Jadi ini petanya sudah ada, pohon industrinya pun sudah ada,” ujar Bahlil dalam pembukaan the 4th International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas Industry 2023 (ICIUOG), Rabu (20/9), di Nusa Dua, Bali.

Seperti diketahui, di sektor minyak, produksi kilang bahan bakar minyak (BBM) RI belum bisa memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Di lain pihak, di sektor gas, RI bakal beroleh tambahan pasokan gas dari proyek-proyek gas dan pasokan potensial. 

Beberapa sumber pasokan tersebut di antaranya seperti Bontang, Tangguh, dan Masela. Catatan saja, proyek-proyek ini diperkirakan mampu menghasilkan gas  yang tidak sedikit. Blok Masela, misalnya. 

Blok ini diperkirakan mampu gas sebesar 1.600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Jumlah tersebut setara 29,92% dari realisasi produksi gas tahun 2022yang berjumlah 5.347 MMSCFD.

Itulah sebabnya, Neraca Gas Indonesia (NGI) 2023 2032 memperkirakan bahwa Indonesia bakal mengalami surplus gas di beberapa wilayah dalam 10 tahun ke depan.

Urgensi hilirisasi juga disinggung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif. 

“Dengan melihat potensi pasokan gas domestik, ada kebutuhan untuk mengnembangkan hiirisasi gas di lokasi yang berdekatan (dengan sumber pasokan gas), termasu membangun pabrik pupuk di Fakfak dan Tanimbar,” ujar Arifin di hari kedua ICIUOG 2023 (21/9).

Baca Juga: Tuntaskan Transaksi, United Tractors (UNTR) Sah Miliki 19,99% Saham Nickel Industries

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, mengatakan bahwa hilirisasi migas bakal memberi keuntungan bagi industri hulu. Sebab, langkah tersebut bakal menciptakan pasar khusus alias captive market bagi industri hulu.

“Nanti soal masalah pricing itu masalah keekonomian saja, enggak ada masalah, karena dengan adanya hilirisasi maka akan memiliki dampak ikutan yang lebih besar,” tutur Dwi.




TERBARU

[X]
×