Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi di sektor ketenagalistrikan masih meleset dari target. Dari target yang dipatok sebesar US$ 12,2 miliar, realisasi investasi setrum sepanjang tahun 2018 hanya mampu mencapai US$ 11,28 miliar. Tahun ini, target investasi ketenagalistrikan lebih besar dari tahun lalu.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman Hutajulu mengungkapkan,realisasi investasi kelistrikan menyesuaikan dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL). Ia mengatakan, dari sisi pembangunan pembangkit, masih ada kendala seperti pembebasan lahan dan izin lingkungan.
Sedangkan dari sisi pendataan, jumlah investasi yang masuk masih belum optimal karena hanya mengandalkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, investasi dari wilayah usaha seperti belum semuanya terdata.
Sebagai informasi, ada 50 wilayah usaha penyediaan tenaga listrik. Sebanyak 34 wilayah usaha diantaranya telah beroperasi dan 16 wilayah usaha masih belum beroperasi. Wilayah usaha yang beroperasi seperti PT Bekasi Power, PT Cikarang Listrindo Tbk, PT Krakatau Daya LIstrik.
"Mereka investasi di sana, data masih ada beberapa dari wilayah usaha itu belum melaporkan kepada kita. Tahun ini kita memberikan format yang lebih mudah untuk melaporkan investasi," kata Jisman dalam paparan kinerja ketenagalistrikan tahun 2018 bertempat di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Kamis (10/1).
Sehingga, dengan adanya pelaporan data investasi dari wilayah usaha itu, Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM mematok target investasi yang lebih tinggi dari realisasi tahun ini, yakni sebesar US$ 12,04 miliar.
Selain karena tambahan data investasi dari wilayah usaha, Jisman yakin target tersebut bisa tercapai karena menyesuaikan dengan tingkat konsumsi listrik, pertumbuhan ekonomi, dan tambahan pembangkit yang akan beroperasi atau Comercial Operation Date (COD).
Untuk konsumsi listrik, Direktur Jenderal Gatrik Kementerian ESDM Andy N. Sommeng mengatakan, realisasi konsumsi listrik sepanjang tahun 2018 adalah 1.064 kWh/kapita, naik dari realisasi tahun 2017 yang sebesar 1.012 kWh/kapita. Pada tahun ini, konsumsi listrik ditargetkan akan kembali naik menjadi 1.200 kWh/kapita.
Untuk kapasitas terpasang pembangkit, Andy menjelaskan bahwa hingga tahun 2018, kapasitas terpasang pembangkit menjadi 62.589,71 megawatt (MW), naik dari tahun 2017 yang baru mencapai 60.790 MW. "Pada tahun ini target kapasitas terpasang pembangkit menjadi 66.565,71 MW," paparnya.
Andi mengatakan, meski kapasitas di sisi hulu terus mengalami penambahan, namun itu tidak berarti akan menciptakan over supply. Tapi, kata Andi, kondisi yang ada lebih mencerminkan under demand, sehingga menurutnya penambahan kapasitas di hulu harus diiringi dengan kesiapan serapan di hilir, khususnya pada industri atau perumahan.
"Di sektor hilir bagaimana meng-create demand. Misal di industri, mobil listrik, atau di perumahan pakai kompor listrik," katanya.
Sementara terkait dengan program 35.000 MW, Andy menerangkan bahwa hingga Desember 2018 proyek kelistrikan yang memasuki tahap COD atau komisioning sebesar 2.899 MW, konstruksi 18.207 MW, PPA belum kosntruksi 11.467 MW, pengadaan 1.683 MW, dan perencanan 954 MW.
"Jadi 8% COD, 89% commited dan on going, serta 3% perencanaan," ungkapnya.
Sayang, Andy masih enggan untuk memberikan gambaran target progres megaproyek 35.000 MW ini. Sebab, ia mengatakan saat ini perencanaan dari megaproyek ini masih dalam pembahasan dan akan dituangkan dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019-2028 yang ditargetkan akan selesai dalam bulan ini.
"RUPTL untuk draft nya baru kami terima kemarin. Supaya waktu dekat bisa selesai. Jadi ditunggu aja, kemungkinan nggak lewat bulan ini," kata Andy.
Yang jelas, berdasarkan target kapasitas terpasang pembangkit tahun ini, akan ada 3.976 MW listrik yang akan beroperasi. Dari jumlah tersebut, berdasarkan data yang didapatkan KONTAN, ada beberapa pembangkit yang bakal siap beroperasi pada tahun ini.
Di antaranya PLTU Tabalong di Kalimantan Selatan berkapasitas 2x100 MW pada Maret 2019, PLTA Air Putih di Bengkulu dengan kapasitas 21 MW yang saat ini pembangunannya sudah 89%. Lalu PLTU Pangkalan Susu berkapasitas 2x200 MW yang perkiraan selesai tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News