kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi migas hingga Mei Rp 54 triliun dengan produksi 1,7 juta boepd


Kamis, 11 Juni 2020 / 15:59 WIB
Investasi migas hingga Mei Rp 54 triliun dengan produksi 1,7 juta boepd
ILUSTRASI. Kepala SKK Migas Dwi Seotjipto


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting migas nasional hingga Mei 2020 mencapai 1,712 juta barel setara minyak per hari (boepd).

Adapun rinciannya adalah lifting minyak 701.000 barel per hari (bopd) dan lifting gas 5.658 juta kaki kubik per hari (MMscfd) atau setara 1.010 ribu barel minyak ekivalen perhari (boepd). Lifting migas ini mencapai 90 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sebesar 1,946 juta boepd.

Baca Juga: Demi produksi Blok Rokan, pemerintah bakal tanggung investasi Chevron

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan faktor rendahnya harga minyak dan LNG di tengah pandemi Covid-19 turut berdampak pada besaran investasi sektor hulu migas.

“Investasi awalnya ditargetkan US$ 13,8 miliar, namun berdasarkan kondisi saat ini kami melihat capaian maksimal di angka US$ 11,8 miliar”, kata Dwi dalam keterangan tertulisnya, (11/6). Hingga Mei, investasi hulu migas mencapai US$ 3,93 miliar atau setara dengan Rp 54 triliun (Rp 14.000 per dolar AS).

“Kendati turun, SKK Migas melakukan beberapa upaya untuk memaksimalkan investasi hulu migas antaranya tetap melakukan open data dan promosi open area, menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi biaya, dan memaksimalkan One Door Service Policy untuk mempercepat perizinan” tambahnya.

Dwi berharap langkah-langkah ini dapat membantu Kontraktor Kontrak Kerja Sama untuk memaksimalkan kinerjanya disaat sulit seperti ini. Selain target investasi, SKK Migas juga melakukan penyesuaian terhadap target lifting minyak sebesar 705 ribu bopd, turun dari target awal 755.000.

“Selain itu untuk produksi gas, turunnya tingkat penyerapan gas oleh pembeli membuat target produksi ikut turun hingga 15%”, ujar Dwi.

Baca Juga: Pertamina bakal mengebor 44 sumur pasca alih kelola Blok Rokan

Dengan adanya penyesuaian-penyesuaian target tersebut, SKK Migas saat ini berupaya untuk menjamin proyek-proyek yang akan on stream di tahun 2020 dapat  berjalan tepat waktu.

Untuk Kuartal 3 2020, SKK Migas menargetkan 5 proyek migas akan onstream yaitu Lapangan MSTB Fase-1 WK Malacca Strait, Lapangan Cantik WK Belida, Kompresor Betung dan SKG-19 Musi Timur WK Indonesia Pt. Pertamina EP, Lapangan Meliwis WK Madura Offshore, dan Lapangan Peciko 8A WK Mahakam.

“Kami optimis dengan adanya tambahan produksi dari proyek-proyek ini dapat membantu tercapainya target lifting akhir tahun”, kata Dwi.

Sejauh ini, dari 5 proyek yang sudah on stream di 2020, SKK Migas mencatat adanya potensi penambahan produksi migas hingga 3.182 bopd untuk minyak dan 109,5 MMscfd untuk gas.

Dwi juga menambahkan saat ini tidak ada lapangan yang dimatikan, namun tingkat produksinya memang melambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×