kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Investasi Rp 2,5 Triliun Diteken, Tangerang Punya Pengelolaan Sampah Energi Listrik


Jumat, 11 Maret 2022 / 21:30 WIB
Investasi Rp 2,5 Triliun Diteken, Tangerang Punya Pengelolaan Sampah Energi Listrik
ILUSTRASI. TPA Sampah Rawa Kucing Kota Tangerang


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Kota atau Pemkot Tangerang akhirnya menjalankan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pengolahan Sampah Energi Listrik atau PSEL. Proyek pengolahan sampah berteknologi ramah lingkungan di Tangerang akhirnya resmi berjalan dengan PT Oligo Infra Swarna Nusantara (Oligo) yang menjadi investor.

Oligo meneken Kerjasama dengan Pemerintah Kota Tangerang yang disaksikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan Rabu 9 Maret kemarin. Proyek ini memang menjadi salah satu amanat Peraturan Presiden (Perpres) No.35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan (PSEL) yang berfokus kepada 12 Kota besar di Indonesia. 

Menko Luhut juga menyampaikan bahwa selalu mendukung penuh upaya-upaya Pemerintah Daerah untuk mencapai pembangunan kota yang berwawasan lingkungan, dan untuk itu semua stakeholder harus kompak untuk menangani sampah ini sehingga memberi dampak positif bagi lingkungan, masyarakat dan perekonomian. “Permasalahan sampah sudah sangat lama menjadi permasalahan yang belum dapat diatasi hingga saat ini. Sampah menjadi permasalahan general, saat ini sampah belum bisa dibersihkan dikarenakan tidak ada penampungan dan pengelolaannya, ada penampungannya namun karena pengelolaannya tidak optimal dan menjadi overload,” ujar Menko Luhut dalam keterangannya.

Presiden Direktur PT Oligo Infra Swarna Nusantara, Jacques Assouline  menjelaskan nilai investasi Oligo pada PSEL Kota Tangerang yakni sebesar Rp 2,585 triliun. Nilai investasi ini sekaligus membuktikan bahwa Indonesia telah berhasil menjadi negara yang ramah investor dan sekaligus membuktikan komitmen Indonesia dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui peningkatan tata kelola persampahan.  

"Oligo berkomitmen untuk dapat tumbuh dan melayani masyarakat Indonesia, khususnya pada kesempatan kali ini untuk Kota Tangerang, serta berkomitmen untuk sepenuhnya menjadi bagian dari solusi berkelanjutan tata kelola persampahan di Indonesia, lewat pengembangan fasilitas yang ramah lingkungan", terang Jacques.

PSEL Kota Tangerang akan berada di TPA Rawa Kucing yang hanya berjarak 1,3 km dari pagar Bandar Udara Soekarno-Hatta. Menimbang adanya ketentuan pembatasan ketinggian bangunan di seluruh wilayah administrasi Kota Tangerang yang termasuk dalam Kawasan Keselamatan dan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Soekarno Hatta, maka proyek ini akan dikembangkan pada dua lokasi yaitu di lokasi TPA Rawa Kucing dan Jatiuwung. 

Untuk lokasi yang di TPA Rawa Kucing akan dibangun sistem pengolahan sampah yang menghasilkan Refused Derived Fuel (RDF) dan fasilitas pengolahan biologis Anaerobic Digester (AD) yang dilengkapi dengan unit pembangkit panas dan listrik dari biogas. Kapasitas pengolahan sampah di TPA Rawa Kucing mampu mencapai 2.200 ton per hari, dan berpotensi membangkitkan daya listrik sampai dengan 13,5 MW. Kemudian RDF yang dihasilkan di TPA Rawa Kucing digunakan sebagai bahan bakar dari pembangkit listrik thermal yang berada di lokasi kedua, yaitu Jatiuwung yang dapat membangkitkan tenaga listrik sampai dengan 25 MW.

Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah mengungkapkan, keberadaan TPA Rawa Kucing yang dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan gerbang masuk ke Indonesia (dari luar negeri) harus benar-benar ditangani dengan benar agar tidak mengganggu dan memberikan citra yang kurang baik.

“Terima kasih kepada Pemerintah Pusat atas dukungan yang diberikan, adanya keterbatasan-keterbatasan Pemerintah Daerah seperti sumber daya manusia, regulasi-regulasi yang tumpang tindih, maka kami butuh pendampingan secara continue oleh Pemerintah Pusat dalam menyelesaikan PSEL ini, seperti bantuan regulasi hingga bantuan pendanaan.”

Keberadaan PSEL pada kota besar di Indonesia seperti Kota Tangerang akan memberikan dampak positif dari perspektif pengurangan volume sampah yang selama ini semakin menggunung dan menempatkan banyak kota di Indonesia dalam situasi darurat sampah, hingga mengurangi kebutuhan lahan TPA, mengurangi dampak emisi Gas Rumah Kaca (GRK), serta FABA (Fly Ash and Bottom Ash) yang dapat dimanfaatkan, melalui pengelolaan sampah yang menghasilkan listrik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×