kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investasi Telkom di GoTo untuk Membangun Ekosistem Digital Nasional yang Lebih Besar


Minggu, 15 Mei 2022 / 16:57 WIB
Investasi Telkom di GoTo untuk Membangun Ekosistem Digital Nasional yang Lebih Besar
ILUSTRASI. Lampu bertuliskan 'Health Day' menyala di gedung Telkom Landmark Tower, bertepatan dengan peringatan Hari Kesehatan Dunia (World health Day) di Jakarta, Selasa (7/3/20200). PTRIBUNNEWS/HO


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) terus menaikkan suku bunga acuan. Walhasil, asing banyak angkat koper dari Indonesia. Belum lagi ada fenomena Sell in May and Go Away.

Di bursa luar negeri fenomena serupa terjadi. Softbank melalui investasinya  Vision Fund mencatatkan kerugian rekor kerugian US$ 27 miliar atau Rp 395 triliun akibat penurunan harga saham efek dari kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuan. 

Saham perusahaan teknologi di Indonesia juga mengalami nasib seperti Softbank. Emiten bank digital  seperti Bank Jago (ARTO) dan marketplace seperti BukaLapak (BUKA) dan Gojek Tokopedia (GOTO) mengalami koreksi cukup dalam.

Meski koreksi, Senior Vice President, Corporate Communication & Investor Relation PT Telkom Indonesia Tbk, Ahmad Reza meyakini, prospek industri digital di Indonesia masih menjanjikan. Dengan penetrasi masyarakat akan layanan digital yang masih rendah, potensi industri digital di Indonesia berpotensi untuk terus meningkat.

Dinamika pergerakan harga saham merupakan suatu yang lazim terjadi, yang dipengaruhi oleh banyak hal termasuk faktor global dan makro. Terkait investasi  di GOTO, setelah penawaran saham perdana (IPO), pencatatannya akan dipengaruhi pergerakan harga saham (marked to market). Namun ia menegaskan, ini merupakan investasi strategis. Jadi, tidak semata-mata mencari benefit dari capital gain

"Jadi misalnya tahun lalu sebelum IPO valuasi GOTO cukup baik dan bahkan kita catatkan Rp 2,5 triliun unrealized gain, atau saat ini kinerja saham GOTO sedang terdampak mekanisme pasar dan kami catatkan unrealized loss, kami melihatnya dalam kerangka yang lebih besar lagi. Karena investasi bersifat strategis, objektif kami, membangun value creation dari sinergi bersama dan pengembangan ekosistem digital,” terang Reza, dalam keterangan melalui pesan singkat ke Kontan.co.id, Minggu (15/5).

Sekali lagi menurut Reza, saat Tellkom Group mengambil keputusan berinvestasi di suatu perusahaan, tidak semata-mata mempertimbangkan aspek capital gain atau loss. Tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih besar luas lagi.

Seperti sinergi dalam upaya membangun ekosistem digital nasional yang lebih besar. Salah satunya melalui investasi Telkom Group di GOTO.

Dengan investasi Telkom Group di GOTO akan menciptakan kolaborasi dan sinergi yang sangat bagus seperi menghadirkan program khusus untuk mitra Gojek serta easy onboarding merchant mitra Gojek menjadi reseller Telkomsel, akses mudah untuk reseller melalui GoShop, dan fitur keamaman seperti number masking. 

Telkomsel juga memberikan solusi kepada pengemudi dan merchant Gojek untuk meningkatkan engagement melalui penggunaan layanan digital connectivity dan platform advertising Telkomsel.

Sehingga dengan adanya program sinergi ini, kami berharap akan tercipta  nilai tambah (value creation) yang berkelanjutan baik bagi Telkom, GoTo dan Indonesia di masa depan” jelasnya

Menurut Reza, Telkom akan terus mempertahankan kinerja keuangan. Berbagai strategi disiapkan, Telkom seperti fokus pada penciptaan mesin pertumbuhan revenue baru termasuk pada segmen non-mobile.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×