kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,55   2,12   0.24%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investigasi tenggelamnya kapal feri butuh 2 bulan


Rabu, 03 Oktober 2012 / 16:23 WIB
Investigasi tenggelamnya kapal feri butuh 2 bulan
ILUSTRASI. Dokter kontrak medis pemerintah berpartisipasi dalam aksi mogok kerja di Rumahsakit Kuala Lumpur di tengah wabah penyakit virus corona atau COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia, 26 Juli 2021. REUTERS/Lim Huey Teng.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Investigasi tabrakan kapal KMP Bahuga Jaya dan Kapal Tanker MT Norgas Cathinka di Selat Sunda ditargetkan selesai dua bulan. Sebab, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah mengantongi kota hitam atau black box milik Kapal Norgas Chathinka.

Tatang Kurniadi, Ketua KNKT mengatakan, karena black box sudah ada, pihaknya hanya butuh waktu dua bulan untuk melaporkan hasil investigasi. Tatang mengatakan, investigasi tersebut juga melibatkan Singapura yang menurunkan tiga investigator-nya.

Tim investigasi ini terdiri dari lima orang dan dipimpin langsung oleh Kepala Sub Komite Laut KNKT, Hermanu. Tim mempunyai waktu 12 bulan untuk mengetahui penyebab tabrakan.

"Jangan sampai kejadian yang terjadi di wilayah ASEAN ini membuat Indonesia tidak dipercaya dunia internasional," ujar Tatang dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (3/10).

Selain itu, Tatang mengungkapkan, kecelakaan mengundang perhatian negara-negara Eropa. Hal tersebut terlihat dari kedatangan pengusaha perkapalan dari Norwegia.

Karena itu, Tatang meminta Komisi V untuk memberi perlindungan atas kerahasiaan hasil investigasi dari KNKT. "Kami mohon perlindungan Komisi V, informasi tidak boleh untuk publik. Di Indonesia banyak institusi yang menghendaki itu untuk jadi barang bukti di pengadilan," ungkap Tatang.

Sementara itu, Kepala Basarnas Mayor Jenderal TNI Marinir Alfan Baharuddin mengatakan, kapal Bahuga tenggelam di kedalaman 72 meter dari atas permukaan laut. Hingga kini bangkai kapal belum dapat diangkat ke permukaan.

"Kami masih menunggu arus lemah dan membutuhkan alat.  Semoga Menteri merelakan itu (kapal) tidak diangkat," katanya.

Diketahui, akibat kecelakaan tersebut menyebabkan tujuh orang meninggal dan 206 penumpang selamat. Sedangkan jumlah kendaraan yang ikut tenggelam sebanyak 78 unit, terdiri dari 10 unit sepeda motor, 22 unit mobil pribadi, 11 unit mobil barang, 11 unit truk bermuatan sedang serta 18 unit truk bermuatan besar.

"Hingga saat ini, proses pencarian dan penyelamatan masih dilaksanakan oleh pemerintah atau tim gabungan dengan mengerahkan potensi yang ada," jelas Menteri Perhubungan E.E Mangindaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×