kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.074.000   -12.000   -0,58%
  • USD/IDR 16.477   -30,00   -0,18%
  • IDX 7.697   68,16   0,89%
  • KOMPAS100 1.078   11,95   1,12%
  • LQ45 780   10,22   1,33%
  • ISSI 265   1,24   0,47%
  • IDX30 405   4,95   1,24%
  • IDXHIDIV20 472   4,85   1,04%
  • IDX80 119   1,11   0,95%
  • IDXV30 130   -0,21   -0,16%
  • IDXQ30 131   1,61   1,24%

IPCM Kejar Pertumbuhan Minimal 5%, Begini Strateginya pada Semester II-2025


Selasa, 22 Juli 2025 / 19:00 WIB
IPCM Kejar Pertumbuhan Minimal 5%, Begini Strateginya pada Semester II-2025
ILUSTRASI. Kapal tunda atau tugboat PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM). PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) menyiapkan sejumlah strategi untuk meningkatkan kinerja padasemester II-2025.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

Sebagai bagian dari strategi ekspansi, IPCM sedang memproses pengadaan dua unit kapal tunda. IPCM berlokaborasi dengan anak perusahaan Pelindo lain yang memiliki kompetensi usaha di bidang tersebut. 

Guna mendukung strategi penambahan armada itu, IPCM menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 148,8 miliar yang dianggarkan secara multi-years. "Kami merencanakan untuk pengadaan dua unit kapal tunda dapat selesai tahun depan," terang Shanti.

Adapun, saat ini IPCM mengoperasikan 99 armada yang terdiri dari kapal tunda, kapal pandu dan kapal kepil. Armada tersebut menyokong bisnis IPCM yang melayani wilayah-wilayah operasional dengan beragam komoditas di pelabuhan umum yang dikelola Pelindo, Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS), serta Terminal Khusus (Tersus) di luar pelabuhan yang dikelola Pelindo.

Baca Juga: Gelar RUPST, Jasa Armada Indonesia (IPCM) Bagikan Dividen Rp 125,16 miliar

Di tengah dinamika ekonomi yang penuh tantangan, IPCM ingin memperluas layanan untuk meningkatkan kontribusi pendapatan dari luar Grup Pelindo. "IPCM terus meningkatkan layanan dengan strategi menggenjot sektor pendapatan dari bisnis di luar Pelindo Group yang terbukti sanggup menjaga kinerja keuangan tetap stabil di tahun lalu," terang Shanti.

Ke depan, IPCM juga melirik peluang dari kesepakatan dagang yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Terutama dengan adanya penurunan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat untuk produk asal Indonesia dari 32% menjadi 19%, serta kesepakatan dagang komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Kesepakatan dagang tersebut berpotensi meningkatkan traffic ekspor-impor dan mengerek naik jumlah kunjungan kapal di pelabuhan. "Meningkatnya volume ekspor-impor tentu berdampak kepada peningkatan shipp-call yang kami layani, itu artinya sinyal positif bagi IPCM," tandas Shanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×