Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan riset pasar (market research) global, Ipsos, merilis hasil riset terbaru terkait persaingan dalam industri e-commerce di Indonesia selama akhir 2021. Riset ini memotret periode akhir tahun yang menjadi momentum penting bagi pemain e-commerce untuk meningkatkan nilai saing dengan menghadirkan rangkaian inovasi, fitur hingga penawaran yang menarik bagi konsumen.
Country Service Line Group Leader, Observer, Customer Experience & Channel Performance Ipsos Indonesia, Andi Sukma menjelaskan bahwa survei ini menggunakan empat indikator. Meliputi Brand Use Most Often (BUMO), merek atau platform mana yang paling sering digunakan.
"Selanjutnya top of mind, merek mana yang ada di urutan pertama dalam benak konsumen, penetrasi konsumen, seberapa banyak jumlah pengguna, jumlah transaksi, hingga nilai transaksi dalam tiga bulan terakhir," jelas Andi dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Jum'at (29/1).
Berdasarkan hasil survei tersebut, tergambar bahwa diantara tiga pemain utama e-commerce di Indonesia, yaitu: Tokopedia, Shopee, dan Lazada, diketahui bahwa Shopee menduduki peringkat pertama pada empat indikator penilaian.
Baca Juga: Inovasi Gojek di tahun 2022, Perkuat Inovasi Logistik dengan Berbagai Gebrakan
Pertama, indikator merek yang paling sering digunakan atau BUMO. Berdasarkan indikator ini, 54% responden memilih Shopee, disusul Tokopedia (30%) dan Lazada (13%).
Kedua, indikator top of mind. Shopee menduduki peringkat pertama (54%), diikuti Tokopedia (27%) dan Lazada (12%). "Artinya, Shopee adalah merek atau platform e-commerce yang paling diingat oleh mayoritas konsumen Indonesia," terang Andi.
Indikator ketiga, yakni pangsa pasar jumlah transaksi (share of order). Shopee juga berhasil mencatatkan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi dalam tiga bulan yakni sebanyak 41%. Diikuti Tokopedia (34%) dan Lazada (16%).
Keempat adalah indikator pangsa pasar nilai transaksi. Dalam indikator ini Shopee mencatatkan pangsa pasar nilai transaksi terbesar, yaitu 40%. Kemudian ada Tokopedia (30%) dan Lazada (16%).
Andi menjelaskan, data tersebut merupakan hasil penelitian Ipos di Indonesia secara online dengan melibatkan total 1.000 responden dari usia 18 tahun-35 tahun ke atas.
Penelitian ini dilakukan tidak hanya di kota tier 1 seperti Jakarta dan kota besar lainnya yang menjadi barometer. Tetapi juga menyasar kota-kota tier 2 dan tier 3 yang memiliki potensi untuk menjadi penopang pertumbuhan Indonesia pada masa mendatang.
Baca Juga: Jelang Imlek, Tokopedia Catat Transaksi Produk Kue Keranjang Melonjak 4 Kali Lipat
Andi melanjutkan, selain empat indikator utama, riset kali ini juga ditujukan untuk melihat bagaimana perilaku serta antusiasme masyarakat dalam menyambut Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas).
Harbolnas menjadi salah satu aspek signifikan yang menjadikan kuartal keempat sebagai momentum bagi e-commerce untuk meningkatkan nilai saing dan memberikan penawaran terbaik bagi konsumen.
"Ragam aspek mulai dari rangkaian promo yang ditawarkan hingga pilihan produk dari berbagai kategori favorit pengguna mengambil peran signifikan dalam memberikan nilai tambah serta memenuhi preferensi konsumen dalam memilih platform e-commerce," terang Andi.