kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

ITMG masih gagal kantongi proyek listrik baru


Selasa, 14 November 2017 / 13:43 WIB
ITMG masih gagal kantongi proyek listrik baru


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) rupanya masih belum ajeg dengan rencana masuk proyek listrik besar. Padahal perusahaan sudah membentuk anak usaha khusus sektor listrik melalui PT ITM Banpu Power yang nantinya ditargetkan akan mampu mengelola 6.000 MW pada tahun 2020 mendatang.

Saat ini, perusahaan baru memiliki proyek PLTU 2x7 MW di Bontang, Kalimantan Timur. Padahal perusahaan menargetkan bisnis listrik bisa berkontribusi sebesar 30% dari total pendapatan dalam tiga tahun ke depan.

Melihat kenyataan ini, sulit nampaknya untuk merealisasikan hal tersebut dengan cepat, sebab saat ini perusahaan belum mengantongi kontrak pembangkit dari PLN.

Yulius Gozali, Direktur Keuangan sekaligus Investor Relation ITMG menuturkan memang perusaaan pada tahun ini mengikuti tiga proyek IPP PLN di Sumatera dan Kalimantan. Sayang, ketiganya gagal terealisasi karena dua skema proyek di Kalimantan berubah menjadi mulut tambang dan di Sumatera dinilai tidak efisien.

Namun dirinya mengatakan saat ini perusahaan masih tengah berproses untuk merealisasikan dua proyek pembangkit berdesain PLTS berkapasitas 7 MW dan PLTA berkapasits 77 MW. Namun saat ini masih dapat feasibility study dan baru akan dimulai pembangunannya usai tahapan FS selesai.

“PLTA feasibility studynya masih berjalan, kami gandeng potensial partner masih dari Jepang dan on process. Tahun ini (FS) tidak akan tuntas karena tinggal sebulan setengah lagi,” ujarnya di Jakarta, Selasa (14/11).

Dirinya mengatakan untuk menggarap sektor ketenagalistrikan, perusahaan menggelontorkan dana US$ 1 juta untuk per 1 MW. Jadi dengan dua proyek PLTS dan PLTA berkapasitas total 77 MW maka perusahaan bakal menggelontorkan dana sekitar US$ 77 juta. Dirinya mengaku akan hanya membidik proyek-proyek yang ditenderkan oleh PLN, tidak akan melakukan akuisisi terhadap perusahaan listrik yang sudah eksis.

“Tahun depan mungkin kami bisa dapat proyek yang kecil-kecil melihat PLTS dan PLTA ini sudah proses, dan yang besar itu tergantung proses PLN. Saat ini belum ada (RUPTL), itu harus keluar dulu baru kami aplikasi mungkin 3-6 bulan, sehingga kapasitas besar perlu waktu setahun baru bisa dapat,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×