kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jadi komoditas andalan, begini dominasi Indonesia pada nikel dan bauksit dunia


Minggu, 14 Februari 2021 / 12:29 WIB
Jadi komoditas andalan, begini dominasi Indonesia pada nikel dan bauksit dunia
ILUSTRASI. Pertambangan nikel PT Ifishdeco Tbk


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nikel dan bauksit menjadi salah satu komoditas mineral andalan Indonesia. Nilai dari kedua komoditas itu bakal semakin strategis seiring dengan prospek baterai dan mobil listrik di masa depan.

Indonesia pun menempati posisi penting dalam penguasaan nikel dan bauksit dunia, baik dari sisi produksi maupun potensi cadangan yang dimiliki. Kajian Badan Geologi Kementerian ESDM dan laporan United States Geological Survey (USGS) mengkonfirmasi potensi besar nikel dan bauksit Indonesia.

Kepala Pusat Sumber Daya Mineral Batubara dan Panas Bumi (PSDMP) Kementerian ESDM Iman Sinulingga mengungkapkan, dari seluruh negara yang diidentifikasi memiliki potensi nikel, berdasarkan data USGS 2020 Indonesia mendominasi hampir 24% cadangan nikel dunia. 

Baca Juga: Begini target volume produksi dan penjualan Aneka Tambang (ANTM) untuk tahun 2021

Angka itu membuat Indonesia menduduki peringat pertama secara global. "Ini memang relevan dengan kondisi negara kita yang memiliki jalur zonasi ofiolit yang tersebar di beberapa lokasi di Sulawesi, Maluku Utara, Papua Barat dan Papua," jelas Iman kepada Kontan.co.id, Minggu (14/2).

Berdasarkan data dari PSDMP-Badan Geologi Kementerian ESDM, hingga Desember 2020, secara umum total sumber daya bijih sebanyak 14 miliar ton yang didominasi dengan klasifikasi sumber daya tereka. Sedangkan cadangan bijih tercatat sebanyak 4,4 miliar ton yang didominasi  klasifikasi cadangan terkira.

"Untuk sumber daya logam total adalah 204 juta ton, baru sebagian kecil dengan status terukur. Sedangkan total cadangan logam sekitar 69 juta ton didominasi dengan klasifikasi cadangan terkira," terang Iman.

Dari sisi sebaran, jalur ultrabasa/ofiolit nikel laterit yang sudah dieksplorasi dan memberikan kontribusi sumberdaya-cadangan nasional berada di lengan timur pulau Sulawesi, lengan timur Halmahera, Pulau Obi, Gag, Gebe, Waigeo, Papua Barat dan Papua.

Baca Juga: Punya produksi 35 MMSFCD, industri didorong untuk menyerap gas Lapangan Sinamar

Iman menyampaikan, lima besar provinsi dengan sumber daya besar adalah Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat dan Papua.

Adapun dari sisi produksi pertambangan nikel, Indonesia juga menduduki peringkat pertama di dunia, di atas Filipina dan Rusia. Sebagai gambaran pada 2019, produksi nikel dunia tercatat 2.668.000 ton Ni.

Dari jumlah tersebut, sekitar 800.000 ton Ni tercatat diproduksi Indonesia. Di bawahnya ada Filipina dengan produksi pertambangan nikel sekitar 420.000 ton Ni dan Rusia 270.000 ton Ni.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×