kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga kinerja, Alkindo Naratama (ALDO) lakukan penyesuaian target pasar


Minggu, 11 Oktober 2020 / 16:06 WIB
Jaga kinerja, Alkindo Naratama (ALDO) lakukan penyesuaian target pasar
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO) Herwanto Sutanto. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Kinerja industri di sektor hilir menghadirkan tantangan tersendiri bagi pelaku industri penunjang di sektor hulu seperti PT Alkindo Naratama Tbk. Untuk itu, emiten kertas dan bahan kimia berkode saham ALDO tersebut meracik strategi bisnis untuk bertahan di tengah  pandemi.  

Direktur Utama PT Alkindo Naratama Tbk, Herwanto Sutanto menjelaskan, ALDO melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja penjualan perusahaan, salah satunya yakni dengan memperbesar penjualan ke sektor-sektor industri yang permintaannya masih baik. “Kami itu kan supporting industry, kami bikin produk yang kami suplai untuk main industry. Jadi kami harus betul-betul melihat kondisi main industry kami sedang seperti apa,” ujar Herwanto kepada Kontan.co.id, Rabu (7/10).

Sebagai informasi, ALDO memang memiliki 4 lini usaha yang berbeda, yakni kertas (kertas cokelat), kertas konversi, polimer, dan kimia. Tiga lini usaha di antaranya dijalankan oleh tiga  anak usaha yang berbeda, yaitu PT Eco Paper Indonesia (EPI) yang bergerak di bidang manufaktur kertas (kertas cokelat),  PT Swisstex Naratama Indonesia (SNI) di bidang distribusi bahan kimia tekstil, dan PT Alfa Polimer Indonesia (API) di bidang manufaktur polimer seperti lem kayu, lem kertas, dan lain-lain.

Baca Juga: Semen Baturaja (SMBR) sudah memenuhi 95% target penjualan tahun ini

Sementara itu, lini usaha manufaktur kertas konversi dijalankan oleh Alkindo Naratama sendiri selaku entitas induk. Target penjualan produk-produk ALDO menyasar sektor industri yang beragam. Untuk penjualan kertas konversi berupa paper core atau gulungan kertas misalnya, ALDO biasanya menjual sebagian besar paper core ke industri tekstil untuk digunakan sebagai gulungan benang dan sebagainya.

Untuk lini usaha kertas konversi, ALDO melalui anak usaha EPI melakukan penjualan kertas cokelat kepada pelaku industri kemasan seperti produsen boks dengan fokus target pasar yang beragam, mulai dari sektor elektronik, otomotif, hingga barang konsumer.

Berikutnya, untuk lini usaha distribusi bahan kimia, ALDO melalui SNI melakukan penjualan bahan kimia kepada produsen-produsen pakaian jadi seperti seragam dan lain-lain. Sementara itu, penjualan polimer melalui entitas anak usaha API menyasar pelaku industri wood working dan lain-lain.

Belakangan, komposisi penjualan tersebut berubah. Untuk penjualan paper core dan kertas cokelat misalnya, ALDO kini lebih banyak memfokuskan penjualan kedua produk tersebut kepada pelaku industri kemasan yang memiliki fokus target pasar industri makanan dan minuman (mamin) maupun barang konsumer secara umum. Alasannya, permintaan kemasan untuk sektor tersebut dinilai masih relatif lebih baik dibanding sektor industri lainnya.

Baca Juga: Golden Energy (GEMS) proyeksikan produksi batubara capai 32 juta ton pada akhir 2020

Strategi penjualan untuk lini usaha bidang kimia kurang lebih sama belaka. Penjualan bahan kimia melalui anak usaha SNI kini lebih banyak menyasar pelaku industri produk tekstil yang melakukan produksi alat  pelindung diri (APD) alih-alih yang menyasar pelaku industri produk tekstil yang hanya memproduksi pakaian jadi saja. “Jadi sekarang fokusnya sekarang memang kita geser ke segmen-segmen yang permintaannya masih baik,” jelas Herwanto.

Selain melakukan penyesuaian target pasar, ALDO juga telah melakukan pengembangan produk baru berupa kemasan makanan paper box. Produk kemasan makanan yang terbuat dari kertas cokelat tersebut diproduksi langsung oleh  ALDO selaku entitas induk, sementara bahan baku kertas cokelat yang dibutuhkan dalam pembuatan produk baru dipasok oleh EPI.

Menyasar pelaku industri UMKM, kegiatan distribusi dan penjualan paper box sudah dilakukan sejak kuartal pertama tahun ini. Kini, distribusi dan penjualan paper box sudah menjangkau u para pelaku usaha UMKM yang tersebar di beberapa wilayah mulai dari Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan  Barat, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Selatan.

Performa segmen bisnis baru tersebut dinilai cukup baik. Herwanto bilang, pertumbuhan penjualan paper box bisa mencapai 40%-50% secara bulanan tiap bulannya. 

Terakhir, volume penjualan bulanan produk tersebut telah mencapai sekitar 2,5 juta pieces (pcs) di bulan Agustus dan September 2020 dan diharapkan bisa naik ke angka 5 juta pcs per bulan pada Desember 2020 mendatang.

Baca Juga: Pengguna Cashlez Worldwide Indonesia (CASH) meningkat 33% sepanjang 2020

Terlepas dari sejumlah upaya di atas, Herwanto memproyeksi kinerja konsolidasi ALDO masih akan mengalami penurunan di sembilan bulan pertama tahun ini. Dalam hal ini, kinerja penjualan konsolidasi ALDO di sepanjang Januari - September 2020 diperkirakan akan turun sekitar 8%-10% dibanding periode sama tahun lalu.

Sebagai perbandingan, penjualan bersih konsolidasi ALDO pada Januari - September 2019 lalu mencapai Rp 835,92 miliar. Dus, hitungan Kontan.co.id, dengan asumsi penurunan 8%-10%, realisasi penjualan bersih ALDO di sepanjang Januari - September 2020 ini diperkirakan mencapai Rp 752,33 miliar- Rp Rp 769,05 miliar.

Terlepas dari proyeksi penurunan tersebut, Herwanto mengaku optimis pihaknya masih mampu mengejar target penjualan bersih sebesar Rp 1,1 triliun hingga tutup tahun nanti.

“Di kuartal keempat harusnya membaik, gap penurunannya bisa mengecil, karena segmen-segmen baru yang kita develop ini mulai mengkompensasi kehilangan kita di segmen tekstil otomotif,” jelas Herwanto.

Selanjutnya: Emiten semen diproyeksi akan kecipratan untung RUU Cipta Kerja

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×